Sejarah Latar Belakang dan Dampak Kolonialisme di Indonesia

9 Januari 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi pelayaran samudera yang dilakukan kolonial ke Indonesia. /Pexels.com/Inge Wallumrod

 

MediaPemalang.com – Kolonialisme pastinya bukan hal yang asing lagi di telinga pembaca. Ya, kolonialisme memang menjadi sejarah pahit bagi Indonesia sebelum masa kemerdekaan. Tapi, tahukah apa sih Kolonialisme itu? Lalu, latar belakang dan dampak seperti apa saja sih yang terjadi?

Kolonialisme bermula dari kata “colonus” yang berarti menguasai. Lebih jelasnya kolonalisme diartikan sebagai sistem untuk menguasai sesuatu.

Alan Bullock (1986) berpandangan  bahwa kolonialisme adalah bentuk implementasi yang didasarkan penegakan hukum secara tajam dan radikal kepada negara jajahannya.

Baca Juga: Teks Eksplanasi: Tujuan, Kaidah, dan Unsur-unsurnya

Secara umum dapat disampaikan bahwa kolonialisme merupakan politik yang bertujuan untuk menguasai daerah jajahannya dan berupaya meraup keuntungan sebanyak-banyaknya demi kepentingan negara yang menjajah.

Dalam sejarah Indonesia, kolonialisme terjadi selama ratusan tahun. Potensi sumber daya alam nusantara yang melimpah, membuat para penjajah datang dan mengeksploitir wilayah di Indonesia.

Latar Belakang Munculnya Kolonialisme di Indonesia

Latar belakang munculnya kolonialisme di Indonesia diawali dengan jatuhnya Konstantinopel oleh kekuasaan Turki Usmani pada tahun 1453. Hal itu memicu terjadi kemerosotan ekonomi dan perdagangan bangasa-bangsa Eropa, sehingga melahirkan revolusi industri.

Dari revolusi industri tersebut, bangsa Eropa berupaya mengembangkan perekonomianya dengan cara kolonialisme dan imperealisme. Dengan kapal laut, bangsa Eropa menjelajadi samudari mencari mencari sumber daya melalui negara-negara lain. Sedangkan misi tersebut juga dilakukan dengan semangat Perang Salib.

Baca Juga: Cerita Non Fiksi: Pengertian, Ciri-ciri, Contohnya  

Kejatuhan Konstatinopel juga menyebabkan akses bangsa Eropa tidak bisa menggunaan jalur di Laut Tengah untuk mencari rempah-rempah. Masalah tersebut membuat harga rempah-rempah meningkat secara drastis, sehingga mereka terdorong untuk mencari wilayah baru penghasil rempah-rempah, salah satunya di Indonesia.

Rempah-rempah yang dihasilkan dari Indonesia membuat bangsa Eropa menerapkan kolonialisme serta imperialisme, berhubung harga rempah-rempah sedang laris pada saat itu. Nusantara akhirnya disebutkan sebagai Hindia.

Dampak Kolonialisme di Indonesia

Dampak yang terjadi setelah adanya kolonialisme di Indonesia mempengaruhi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan. Dampak yang terjadi yaitu:

  • Politik

Sistem kerajaan yang sebelumnya diterapkan oleh bangsa Indonesia berubah menjadi sistem barat. Gubernur Jendera Deandels pada masa pemerintahannya membagi wailayah kekuasaan Belanda menjadi 9 provinsi dan 30 Kabupaten. Pada pemerintahannya juga, Jawa dibagi menjadi 16 Karesidenan.  Setiap masing-masing Karesidenan dibantu oleh asisten Residen (Kemdikbud, 2017:161).

  • Ekonomi

Perubahan tidak hanya terjadi pada sistem politik saja, melainan dari bidang ekomomi yang mengubah sistem ekonomi tradisional. Tahan Raja akhirnya dialihkan menjadi milik pemerintah dengan tujuan menumpulkan banyak keuntungan.

Pemerintah juga menerapkan pahak dari penjualan hasil bumi petani. Adanya perpindahan kepemilikan tanah, pemerintah bebas menyewakan tanah-tanahnya kepada swasta. Hal itu bertujuan untuk memperoleh pajak lebih dan menjadi kas pemerintah.

Baca Juga: Novel Sejarah: Struktur, Kaidah Bahasa, dan Ciri-cirinya

Sistem ekonomi yang berkembang membuat pemerindah Belanda membangun pelabuhan demi melancarkan kepentingan dagang. Di sisi lain pemerintah juga membuat jalur kereta api untuk mempermudah angkutan hasil tanam perkebunan. Dari hal tersebut membuat perekonomian Belanda di Indonesi semakin lancar.

  • Sosial Budaya

Dampak juga terjadi pada bidang sosial budaya, seperti halnya arsitektur, musuk, cara berpakaian dan lain sebagainya. Tidak semua pengaruh Eropa dapat mempengaruhi masyarakat, sehingga mereka harus menyesuaikan kultur lokal.

Dampak sosial yang terjadi di masyarakat pribadi membuat golongan pribadi selalu berada di bawah, sedangkan untuk orang-orang kulit atas selau berada di kasta teratas. Pemikiran tersebut terus ditanamkan agar masyarakat pribumi tidak berani melakukan pemberontakan.

Dari pola pikir tersebut, akhirnya mengubah orang-orang pribumi dari kalangan atas mengikuti gaya berpakaian bangsa Eropa, misalnya saat mengunjungi acara, orang-orang pribadi mengenak jas, dress, dan sebagainya.

  • Pendidikan

Datangnya bangsa Eropa di Indonesia membuat pendidikan semakin berkembang. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk membalas budi setelah memperoleh kekayaan dari Hindia.

Tersebarnya kabar mengenai keadaan rakyat pribumi yang tertindas tidak lepas dari peran Multituli. Multatuli menerbitkan bukunya mengenai keadaan masyarakat pribumi pada saat itu dengan judul Max Havelaar.

Baca Juga: Learning Management Sistem: Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

Tidak hanya itu, juga terdapat tulisan “Utang Kehormatan” oleh Van Devender yang terbit melalui surat kabar Belanda, de Gids (Hoesein, 2020:14).

Dari pemikiran Van Devender yang menyebutkan perlu membalas budi kepada pribadi dikenal dengan Politi Etis. Politik praktis ini mencangkup hal utama yaitu pendidikan, perpindahan penduduk, dan irigasi.

Ya, itulah pengertian, latar belakang, dan dampak dari kolonialisme di Indonesia. Semoga bisa bermanfaat menambah wawasan pembaca. Sekian.

Editor: Argani Palupi

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler