- Melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dalam kegiatan-kegiatan pendidikan dan sosial yang memperkuat kesadaran akan pentingnya gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memperkuat Keberagaman Siswa
- Menggunakan keanekaragaman suku, ras, dan agama para siswa sebagai modal untuk memperkaya pengalaman belajar.
- Mengadakan kegiatan-kegiatan yang merayakan keberagaman, seperti festival budaya atau kegiatan kelas yang mempromosikan saling pengertian antarbudaya.
3. Membangun Jiwa Gotong Royong
- Menggunakan prestasi akademik dan non-akademik siswa sebagai sumber inspirasi untuk membangun semangat kerjasama dan solidaritas di antara siswa.
- Mengadakan kegiatan-kegiatan gotong royong di sekolah, seperti kebersihan lingkungan, perawatan ruang kelas, atau program sosial bagi masyarakat sekitar.
4. Memanfaatkan Fasilitas Sekolah
- Memanfaatkan ruang kelas dan fasilitas sekolah yang sudah sesuai standar sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan pembelajaran dan sosial yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan gotong royong.
- Menjadikan toilet siswa sebagai objek pengajaran tentang pentingnya kebersihan dan tanggung jawab bersama dalam menjaga fasilitas umum.
5. Menerapkan Pembelajaran Berbasis Nilai
- Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dan gotong royong ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler sehingga siswa dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Menggunakan prestasi akademik dan non-akademik siswa sebagai bukti nyata dari penerapan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari.
Dengan pendekatan Asset-Based Thinking yang mengoptimalkan aset yang dimiliki sekolah, visi menciptakan lulusan yang memiliki profil pelajar Pancasila yang berjiwa gotong royong dapat terwujud secara lebih konkret dan berkelanjutan.