MEDIA PEMALANG - Idul Adha, momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, menandakan puncak ibadah haji dan kisah ketaatan Nabi Ibrahim AS. Salah satu tradisi yang tak lekang oleh waktu dalam menyambut Idul Adha adalah malam takbiran dan budaya takbir keliling. Diiringi lantunan takbir yang merdu, umat Islam bersuka cita menyambut datangnya hari raya kurban yang penuh makna.

Tentang Budaya Takbiran

Takbiran merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini bertujuan untuk mengagungkan Allah SWT dan menunjukkan rasa syukur atas nikmat dan kesempatan merayakan Idul Adha. Takbiran dapat dilakukan di masjid, musala, atau tempat-tempat lain yang diizinkan.

Malam Takbiran

Malam takbiran merupakan malam yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Pada malam ini, gema takbir berkumandang dengan meriah di berbagai penjuru negeri. Di masjid-masjid, diadakan sholat Isya berjamaah dan dilanjutkan dengan takbiran bersama. Di rumah-rumah, takbiran dilakukan bersama keluarga dan kerabat.

Tempat yang Biasa Digunakan Takbir Keliling

Budaya takbir keliling merupakan tradisi yang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Takbir keliling biasanya dilakukan setelah sholat Isya atau setelah tengah malam. Rombongan takbir keliling biasanya terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Mereka membawa berbagai alat musik tradisional seperti rebana, drum, dan beduk. Takbir keliling biasanya dilakukan di jalan-jalan utama, perumahan, dan masjid-masjid.

Malam takbiran dan budaya takbir keliling bukan hanya tradisi, tetapi juga merupakan bentuk syiar Islam dan momen untuk mempererat tali persaudaraan antar umat Muslim. Semarak takbir di malam Idul Adha menjadi pengingat bagi kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan meneladani semangat pengorbanan Nabi Ibrahim AS.