Tujuh Negara Minta Warganya Tinggalkan Lebanon, Kekhawatiran Perang dengan Israel dan Hizbullah Meningkat

- 30 Juni 2024, 10:45 WIB
Konflik Hizbullah-Israel di perbatasan Lebanon dan Israel
Konflik Hizbullah-Israel di perbatasan Lebanon dan Israel /REUTERS/Ayal Margolin/

MEDIAPEMALANG.COM - Tujuh negara telah meminta warganya untuk segera meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran akan perang besar antara Israel dan kelompok Hizbullah. Sementara itu, lima negara lainnya menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon saat ini.

Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut pada Sabtu mendesak warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan wilayah tersebut. Mereka menekankan pentingnya bagi warga Saudi untuk tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat.

Pada Jumat, Australia "sangat menyarankan" warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, dengan alasan situasi keamanan yang sangat tidak stabil. Menteri Luar Negeri Penny Wong mendesak warga Australia di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut selagi penerbangan komersial masih tersedia.

Kementerian Luar Negeri Belanda melalui media sosial X mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan bagi mereka yang tinggal di sana untuk segera pergi selagi penerbangan komersial masih beroperasi.

Baca Juga: Inilah 7 Negara Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Perang dengan Israel

Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengeluarkan peringatan perjalanan, meminta warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut, menekankan bahwa "situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang."

Pemerintah Kanada turut mendesak warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel. “Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada,” kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam pernyataannya pada Selasa.

Makedonia Utara juga meminta warganya pada Ahad untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin karena situasi keamanan yang memburuk di sana.

Peringatan tersebut muncul setelah Kuwait mendesak warganya pada 22 Juni untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan bagi mereka yang berada di negara tersebut untuk segera meninggalkan “mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut.”

Peringatan Perjalanan ke Lebanon

Pada 5 Juni, Kedutaan Besar AS di Beirut menyarankan warga Amerika di Lebanon untuk menghindari perjalanan ke daerah di sepanjang perbatasan dengan Israel dan Suriah.

Inggris dengan tegas menyarankan warganya pada Rabu untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. “FCDO menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.

Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Rudakov, mendesak warga Rusia untuk menunggu sampai situasi di negara itu tenang, menekankan bahwa saat ini “tidak ada alasan untuk panik serius,” seraya menambahkan bahwa misi diplomatik terus beroperasi secara normal dan mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk kepentingan karyawannya.

Kementerian Luar Negeri Irlandia juga menyarankan agar semua perjalanan ke wilayah tertentu di Lebanon tidak dilakukan dan mendesak warga Irlandia yang saat ini berada di negara tersebut untuk sangat berhati-hati.

Pada Jumat, Yordania dengan tegas menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, mengingat perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah dan pasukan Israel. Ini terjadi setelah Israel terus melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 orang sejak Oktober menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas.***

Editor: Dwi Andri Yatmo


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah