Network
MEDIA PEMALANG- Ayat tentang Isra dan Mi’raj sejatinya terpisah. Perjalanan Isra Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha diabadikan dalam Surah Al-Isra ayat 1. Sementara perjalanan Rasulullah dari bumi menuju ke Siratul Muntaha terekam dalam Surah An-Najm ayat 11-18:
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى. أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى. وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى. عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى. إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى. لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha.Di dekatnya ada surga tempat tinggal, ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.”
Baca Juga: Bukan hanya Nabi Muhammad, Nabi-Nabi Ini juga Melakukan Isra, Begini Bedanya
Apa yang dilihat Nabi Muhammad di Sidratul Muntaha sesuai yang dimaksudkan ayat di atas? Dalam Tafsir Al-Misbah jilid 13, Quraish Shihab menjelaskan dua pendapat tentang apa yang dilihat Nabi Muhammad.
Allah
Abu Dzar bertanya kepada Nabi, “Apakah engkau telah melihat Tuhanmu?” Nabi menjawab, “Nuwwira ilayya arahu (Dicahayakan kepadaku melihat-Nya). Pendapat serupa dikemukakan oleh Ibn Abbas.
Imam Al-Qursyairi menjabarkan bahwa Nabi Muhammad memang melihat Allah, namun sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang yang telah beliau ketahui sebelum melihat-Nya.
