Network
Media Pemalang - Perundungan merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan secara fisik maupun mental oleh seseorang yang merasa superior dan dipandang lebih kuat terhadap seseorang yang merasa inferior dan dipandang lebih lemah.
Perundungan dapat menimbulkan rasa sakit dan trauma bagi korban yang lukanya dapat membekas dalam jangka panjang bahkan seumur hidup.
Ada sebuah kisah di Amerika Serikat, pada tahun 2017 di Long Island, seorang remaja memutuskan bunuh diri setelah tidak dapat menahan perlakuan bullying dari teman-temannya.
Ada lagi, sebuah kejadian di Semarang pada tahun 2021, seorang pelaku penganiayaan yang berumur 38 tahun menyerang korban yang juga merupakan kakak kelas dulu saat masih SMP.
Ketika dimintai keterangan, pelaku mengatakan bahwa Dia masih menyimpan dendam lama ketika masih duduk dibangku SMP. Korban sering melakukan perundungan mulai dari meminta uang jajan, hingga memukulnya.
Ini merupakan salah satu contoh bagaimana bahayanya aksi perundungan dapat berdampak pada seseorang hingga seumur hidup.
Perundungan di sekolah merupakan masalah serius yang harus segera ditangani, karena dapat mempengaruhi psikologis dan perkembangan anak. Mereka mungkin merasa tidak aman dan takut untuk berbicara atau melaporkan kejadian ini, yang dapat mempengaruhi mereka di sekolah dan kehidupan mereka secara keseluruhan.
Melalui rangkaian kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang merupakan sebuah program dengan memasukkan unsur karakter bernilai luhur Pancasila, salah satunya adalah kemanusian yang menjunjung tinggi toleransi dan perbedaan.
Siswa kelas X Fase E SMK Negeri 1 Jepon di kabupaten Blora, menunjukkan kreatifitas dan semangat positif dengan membuat karya berupa mural anti perundungan pada dinding area parkir sepeda motor di sekolah.
Baca Juga: Inilah Lokasi dan Link Maps Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di Kota Semarang Terbaru
Mural adalah bentuk seni yang terdiri dari lukisan atau gambar melalui media dinding. Ini adalah bentuk aksi nyata untuk memperingatkan tentang bahaya perundungan dan berharap agar siswa dapat berperan aktif dalam menghentikan aksi perundungan di sekolah.
Hal ini juga menunjukkan bahwa sekolah menganggap masalah ini penting dan bertekad untuk mengatasinya. Aksi nyata seperti membuat mural ini juga dapat menginspirasi siswa lain untuk berkontribusi dalam memerangi perundungan.
Siswa dapat memulai dengan membantu korban perundungan, membicarakan masalah ini dengan teman dan keluarga, dan melaporkan kejadian perundungan kepada pihak yang berwenang. Dengan bersatu dan bekerja sama, kita dapat membuat perubahan positif dan membuat lingkungan sekolah menjadi lebih aman dan nyaman bagi semua siswa. ***
