Inilah Kebiasaan Warga RI yang Bikin Miskin Menurut 'Warren Buffett-nya Indonesia' Lo Kheng Hong

- 25 Januari 2024, 21:55 WIB
Lo Kheng Hong/Twitter sinarmasAM
Lo Kheng Hong/Twitter sinarmasAM /

MEDIA PEMALANG - Menabung menjadi langkah awal dalam perencanaan keuangan, namun investor saham Indonesia yang dikenal sebagai "Warren Buffett-nya Indonesia," Lo Kheng Hong, memberikan pandangan kontroversial.

Ia dengan tegas menyatakan bahwa menyimpan uang di bank dapat membuat seseorang perlahan-lahan jatuh miskin.

Lo Kheng Hong menyampaikan pandangannya ini saat menjadi pembicara di Capital Market Summit & Expo (CMSE). Menurutnya, nilai uang yang disimpan di bank cenderung turun seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk berinvestasi, terutama dalam saham.

Selain tidak menyukai menyimpan uang di bank, Lo Kheng Hong juga menghindari pembelian obligasi atau surat utang.

Menurutnya, imbal hasil yang diberikan oleh obligasi tidak signifikan. Bahkan, emas pun tidak masuk dalam pilihan investasinya.

Pilihan utama Lo Kheng Hong adalah berinvestasi dalam saham, terutama di pasar saham Indonesia. Ia menjelaskan bahwa bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Pengalamannya sendiri membuktikan bahwa berinvestasi saham dapat membawa kekayaan, terutama dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR).

Lo Kheng Hong memilih saham karena dia telah membuktikan bahwa itu membuatnya kaya dengan memiliki harta ratusan miliar. Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia belum sepenuhnya yakin pada potensi investasi saham, Lo Kheng Hong memandangnya sebagai pilihan terbaik.

Keberhasilan Lo Kheng Hong dalam berinvestasi saham bermula pada tahun 1998 ketika dia membeli saham UNTR, meskipun laba bersih perusahaan pada saat itu minus. Namun, dengan analisis yang cermat, ia berhasil meraih cuan besar dari investasi tersebut.

Kunci keberhasilan Lo Kheng Hong sebagai investor saham adalah kemampuannya untuk mengontrol emosi. Ia menekankan pentingnya ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi perubahan nilai pasar saham.***

Editor: Dwi Andri Yatmo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah