Inilah Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 Saat Sedang Makan di Restoran

- 26 Mei 2024, 10:34 WIB
Jampidsus Febrie Ardiansyah Ungkap Keterlibatan oknum TNI di kasus korupsi satelit orbit Kemenhan
Jampidsus Febrie Ardiansyah Ungkap Keterlibatan oknum TNI di kasus korupsi satelit orbit Kemenhan /Foto: Puspenkum Kejagung/beritasubang.com

MEDIAPEMALANG.COM - Pada Minggu (19/5/2024), Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Febrie Ardiansyah, diduga dibuntuti oleh anggota Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 saat sedang makan malam di sebuah restoran Perancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Pada Jumat (24/5/2024), terungkap bahwa anggota Densus 88 yang membuntuti Febrie berjumlah dua orang. Aksi ini diketahui oleh Polisi Militer (PM) yang bertugas mengawal Febrie dalam konteks penyelidikan kasus korupsi timah senilai Rp 271 triliun.

Kronologi Pencurian Anggota Densus 88 terhadap Jampidsus

Awalnya, Febrie mengunjungi restoran Perancis favoritnya untuk makan malam. Dia didampingi oleh satu ajudan dan motor patwal Polisi Militer untuk keamanan, atas bantuan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer.

Dua orang diduga anggota Densus 88 menyusul Febrie ke restoran, berpakaian santai dan berjalan kaki. Salah satu dari mereka meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok, sementara tetap mengenakan masker. Anggota tersebut kemudian mengarahkan alat yang diduga perekam ke arah Febrie.

Anggota PM yang mengawal Febrie curiga dengan anggota Densus 88 yang membawa alat perekam. Namun, hanya satu dari dua anggota Densus 88 yang berhasil diamankan oleh PM, yaitu Bripda IM.

Respons dan Tanggapan

Ketut Sumedana, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, menyatakan tidak memahami tindakan dua anggota Densus 88 yang membuntuti Febrie. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa situasi Febrie dalam keadaan baik dan Kejagung sedang meningkatkan pengamanan karena menangani kasus besar.

Wakil Ketua Lembaga Pengawasan, Pengawalan, dan Penegakan Hukum Indonesia, Kurniawan Adi Nugroho, meminta transparansi dari Polri terkait motif dan perintah pengintaian terhadap Febrie. Dia menegaskan pentingnya melacak apakah anggota Densus bergerak atas perintah sendiri atau atas perintah perwira yang lebih tinggi. Tambahan informasi akan membantu mengungkap motif sebenarnya di balik tindakan tersebut.

Dalam konteks ini, transparansi dari pihak berwenang adalah kunci untuk memahami insiden ini secara lebih mendalam.***

Editor: Dwi Andri Yatmo


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah