Inilah Cara Kerja Ransomware yang Lumpuhkan Pusat Data Nasional RI

30 Juni 2024, 12:15 WIB
Apa itu Ransomware dan Bagaimana Cara Kerjanya? /

MEDIAPEMALANG.COM - Ransomware telah menjadi salah satu ancaman keamanan siber paling serius, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Saat ini, ransomware semakin menyasar kalangan pemerintah dan akademisi, seperti yang terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya baru-baru ini.

Apa Itu Ransomware dan Cara Kerjanya?

Ransomware adalah varian malware berbahaya yang digunakan oleh peretas untuk mengunci akses ke data korban dan meminta uang tebusan untuk pemulihannya. Di Indonesia, serangan ransomware tidak hanya menginfeksi komputer, tetapi juga menargetkan perangkat seluler dan Internet of Things (IoT).

Asisten Profesor dan Koordinator Program Magister Keamanan Siber Monash University Indonesia, Erza Aminanto, mengungkapkan bahwa ekosistem digital kita sangat rentan. Bahkan negara-negara maju seperti Inggris yang memiliki lembaga siber kuat dan akademisi ahli tidak kebal terhadap serangan ransomware.

Baca Juga: Bahaya Tersembunyi di Balik Ransomware: Begini Ternyata Cara Kerja dan Dampaknya

"Ransomware mengeksploitasi kemajuan teknologi sambil mencari celah kerentanan manusia dalam aktivitas siber," kata Erza.

Langkah Menghadapi Ransomware

1. Backup Data

Semua data penting harus dicadangkan secara teratur dan disimpan di lokasi terpisah. Cadangan data tersebut harus dienkripsi dan diuji secara rutin untuk memastikan pemulihannya berfungsi saat dibutuhkan.

2. Redundansi Sistem

Memperkenalkan redundansi dapat mengurangi risiko kegagalan sistem secara keseluruhan. Redundansi ini bisa berupa perangkat keras ganda, penyimpanan awan (cloud), atau server cadangan yang siap beroperasi jika sistem utama gagal.

3. Pusat Pemulihan Data

Membangun pusat pemulihan data yang dapat segera beroperasi jika sistem utama mengalami gangguan. Fasilitas ini harus memiliki infrastruktur yang setara atau lebih baik dari sistem utama.

4. Kepatuhan dan Pelatihan

Baca Juga: Apa itu Ransomware Braincipher, Serangan Server PDN yang Mengganggu Layanan Publik di Indonesia

Meningkatkan kepatuhan terhadap aturan dan kode etik, serta menerapkan sanksi tegas. Selain itu, menggelar pelatihan berkala tentang ancaman dan metode identifikasi serangan siber bagi petugas terkait.

5. Penggunaan Alat Deteksi dan Perlindungan

Menggunakan alat pantau jaringan dan sistem deteksi intrusi untuk mengidentifikasi aktivitas siber dengan cepat dan efektif. Selain itu, perangkat lunak antivirus dan anti-malware harus selalu diperbarui pada semua perangkat endpoint.

6. Enkripsi Data

Mengenkripsi data yang dikirim dan disimpan agar informasi sensitif terlindungi dari akses ilegal. Data yang dienkripsi tidak bisa dibaca oleh peretas meskipun mereka berhasil mencurinya.

Pentingnya Pendekatan Proaktif dan Kolaboratif

Baca Juga: Inilah Kronologi Lengkap Pusat Data Nasional Diserang Hacker Minta Rp 131M, Kok Bisa?

Menerapkan langkah-langkah keamanan di atas memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia. Ancaman ransomware terus berkembang, dan peretas selalu mencari cara baru untuk menembus pertahanan. Oleh karena itu, pendekatan yang proaktif, adaptif, dan kolaboratif sangat penting untuk dilakukan sejak dini.***

Editor: Dwi Andri Yatmo

Terkini

Terpopuler