Ahmad menceritakan bisnis kaos polos miliknya terus menanjak meski sempat turun akibat pandemi Covid-19.
“Waktu awal pandemi, semua serba susah, orderan semakin berkurang dan uang saya untuk modal juga udah menipis. Dari situ saya sadar, harus mencari cara lain,” kata Ahmad.
Dia berkata, saat memutuskan mulai jualan online, lalu coba pakai semua e-commerce. Tapi, kebanyakan pembeli belanjanya di Shopee.
"Akhirnya saya pilih untuk fokus jualan di Shopee karena memang bagi saya sudah paling enak dan nyaman di situ, terutama aksesnya gampang lewat handphone. Sejak bergabung bersama Shopee, jumlah pesanan saya bisa mencapai lebih dari 2.000 pesanan di hari-hari kampanye besar, dengan jumlah order harian yang stabil," ujarnya.
Shopee rajai fitur interaktif
Berdasarkan riset Ninjavan pada tahun 2022 di Asia Tenggara yang berjudul “Live Selling in Southeast Asia”, Shopee (27%) menjadi platform e commerce yang merajai Live Streaming, unggul dari Facebook (25,5%), lalu TikTok (22,5%) mengikuti di belakangnya.
Data lainnya dari Snapcart pada Desember 2022 menunjukkan sebanyak 37% responden mengaku menyukai Shopee Live, diikuti dengan Tiktok (30%), Shopee Video (23%), Tokopedia Play (7%), dan (1%) untuk BukaLive, LazLive dan LazadaFeed.
Melihat paparan di atas, Shopee merajai fitur interaktif yang menawarkan peluang baru bagi para penjual.
Merujuk berbagai faktor yang mempengaruhi konsiderasi penjual saat memilih platform e-commerce untuk berjualan serta pemaparan di atas tadi. Dapat disimpulkan Shopee masih menjadi platform e-commerce nomor 1 pilihan penjual untuk berjualan online.
Berdasarkan beberapa riset dan paparan tadi, tak mengherankan bila Shopee menjadi menjadi e-commerce no.1 pilihan bagi penjual.
Data ini juga didukung oleh hasil riset yang dikeluarkan Ipsos pada awal 2022 terkait Persaingan E-Commerce di Tengah Kemeriahan Akhir Tahun.