Aku mulai jengah mendengar isakannya, malu rasanya harus mengakui bahwa orang yang menangis di belakangku ini sekaum denganku. Lalu, kutolehkan kepala ke belakang dan di sanalah ia masih menahan isak tangis. Laki-laki itu mencoba menenangkan dengan menepuk-nepuk pundaknya. Saat itulah aku tersentak, wanita itu membutuhkan tempat. Wanita itu tidak seharusnya berdiri di tengah desakan manusia. Wanita itu sedang hamil besar. Dia sedang hamil besar.
Bandingkan jika dua konjungsi urutan waktu pada cerita tersebut diubah seperti berikut.
Aku mulai jengah mendengar isakannya, malu rasanya harus mengakui bahwa orang yang menangis di belakangku ini sekaum denganku. Sebelumnya, kutolehkan kepala ke belakang dan di sanalah ia masih menahan isak tangis. Laki-laki itu mencoba menenangkan dengan menepuk-nepuk pundaknya. Pada saat aku tersentak, wanita itu membutuhkan tempat. Wanita itu tidak seharusnya berdiri di tengah desakan manusia. Wanita itu sedang hamil besar. Dia sedang hamil besar.
Hal lain yang perlu diperhatikan dari penggunaan konjungsi waktu adalah frekuesinya. Jangan terlalu banyak menggunakan konjungsi urutan waktu pada satu paragraf. Penggunaan yang terlalu sering, apalagi kata yang sama, akan membuat cerita yang ditulis menjadi “kekanak-kanakan”.
Demikianlah artikel mengenai materi Konjungsi Urutan Waktu, Perbedaan Kata Arkais dengan Kata Populer, yang terdapat pada buku paket, yang dapat digunakan sebagai bahan referensi belajar secara mandiri. ***