Naskah Khutbah Jumat Pendek Terbaru tentang Rezeki yang Sering Kita Abaikan Lengkap dengan Doanya

- 1 Desember 2022, 21:15 WIB
Contoh naskah teks Khutbah Jumat pendek tentang rezeki lengkap dengan doanya dan khutbah kedua, terbaru untuk 2 Desember 2022
Contoh naskah teks Khutbah Jumat pendek tentang rezeki lengkap dengan doanya dan khutbah kedua, terbaru untuk 2 Desember 2022 /Pixabay

Jamaah sekalian, contohlah Nabi Daud yang makanannya berasal dari hasil usaha yang dikerjakannya sendiri, kemudian contohlah Nabi Musa yang untuk mendapatkan makanan yang halal.

Begitu pun dengan Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terkenal sebagai pedagang di masa mudanya. Apabila motivasi duniawi yang membuat kita semangat dalam bekerja tidak cukup bagi kita, ingatlah terhadap motivasi ukhrawi, bahwa Nabi pernah bersabda:

مَنْ اَمْسَى كَالًّا مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ اَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ

Artinya: “Siapa pun yang di waktu sore merasa lelah karena mencari nafkah, maka di saat itu dosanya diampuni.” (HR. Thabrani).

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Rezeki dan hasil usaha adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Segala yang kita usahakan dari pekerjaan kita, terkadang menghasilkan sesuatu dan terkadang tidak. Apabila menghasilkan sesuatu, adakalanya hasil itu bisa dimanfaatkan oleh kita, atau tidak bisa dengan semisal hasil usaha tersebut hilang, dicuri orang, atau diberikan kepada orang lain karena satu atau dua hal.

Nah, adapun hasil usaha yang bermanfaat bagi kita, dapat kita pakai, bisa kita makan, itulah yang dinamakan rezeki kita. Boleh jadi seseorang yang kaya, yang hartanya berlimpah ruah, namun selama masa hidupnya ia hanya menghabiskan beberapa saja hartanya, adapun sisa hartanya yang masih banyak menjadi hak ahli warisnya. Maka itu adalah rezeki ahli warisnya.

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Yang terpenting lagi soal rezeki adalah, rezeki tidak selalu berbentuk harta. Rezeki bisa berbentuk materi, bisa juga berbentuk non-materi. Rezeki bisa juga berbentuk spiritual. Kita setiap hari bisa melaksanakan shalat, melaksanakan puasa dan menunaikan zakat di bulan Ramadan, bahkan hingga melaksanakan ibadah haji. Itu merupakan rezeki. Ya, rezeki ketaatan dan hidayah yang diturunkan kepada para hamba yang dikehendaki oleh-Nya.

Bukankah ibadah yang kita lakukan memiliki sisi kemanfaatan bagi diri kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat? Ya, itulah yang dinamakan rezeki.

Halaman:

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x