Materi Khutbah Jumat Terbaru tentang Ikhlas dalam Beramal dan Beribadah Singkat Padat Penuh Makna

- 7 Desember 2022, 16:25 WIB
Contoh teks materi khutbah Jumat tentang ikhlas dalam beramal dan beribadah terbaru yang singkat padat dan penuh makna lengkap dengan doanya
Contoh teks materi khutbah Jumat tentang ikhlas dalam beramal dan beribadah terbaru yang singkat padat dan penuh makna lengkap dengan doanya /

Andai kita mau berangan-angan, sekilas orang yang tidak makan semenjak fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat puasa Itu sama saja dengan orang yang tidak makan tanpa niat puasa. Mereka berdua sama-sama kehausan, sama-sama kelaparan, lemas dan kurang tenaganya karena tidak makan dan minum. Akan tetapi orang yang pertama mendapat pahala ibadah puasa karena telah niat puasa. Sementara orang yang kedua tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus, karena apa? Tentu jawabannya karena tidak terbesit di dalam hatinya untuk niat puasa, beribadah kepada Allah SWT.

Hadirin sidang jumat hafidhakumullâh,

Maka dari itu sangat penting kiranya kita murnikan setiap aktifitas yang kita jalankan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Imam al-Ghozali menjelaskan, ikhlas adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW. ketika ditanya tentang ikhlas; dalam Ihya’ Ulum ad-Din al-Ghozali menjelaskan;

وَإِنَّمَا الْبَيَانُ الشَّافِيْ بَيَانُ سَيِّدِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآَخِرِيْنَ ﷺ إِذْ سُئِلَ عَنِ الْإِخْلَاصِ فَقَالَ أَنْ تَقُوْلَ رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ تَسْتَقِيْمُ كَمَا أُمِرْتَ أَيْ لَا تَعْبُدْ هَوَاكَ وَنَفْسَكَ وَلَا تَعْبُدْ إِلَّا رَبَّكَ وَتَسْتَقِيْمُ فِيْ عِبَادَتِهِ كَمَا أُمِرْتَ وَهَذَا إِشَارَةٌ إِلَى قَطْعِ مَا سِوَى اللهِ عَنْ مَجْرَى النَّظَرِ وَهُوَ الْإِخْلَاصُ حَقًّا

“Penjelasan yang tuntas (terkait ikhlas) adalah penjelasan pemimpin setiap makhluk SAW. saat ditanya perihal ikhlas. Rosulullah SAW. Menjelaskan (ikhlas adalah) kamu berkata; “Allah Swt. adalah Tuhanku” lantas kamu konsisten sebagaimana kamu diperintah. Artinya jangan kamu sembah hawa nafsu kamu, jangan kamu sembah selain Tuhan kamu dan kamu konsisten dalam beribadah kepada Allah SWT. Penjelasan demikian memberi isyarat untuk menghilangkan selain Allah dalam pandangan dan inilah hakikatnya ikhlas.”

Sederhananya, yang dapat mengukur taraf keikhlasan adalah diri kita sendiri, bagaimana kita mengarahkan hati dan fikiran supaya beramal murni untuk Allah SWT. Menghilangkan tujuan-tujuan lain yang dapat merusak amal sehingga apa yang kita lakukan tidak ada artinya.

Terakhir, mari kita berdo’a bersama semoga kita bisa meluruskan niat dalam beribadah kepada Allah, semoga amal kita diterima di sisi Allah Swt.

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ الْاَمِنِيْنَ وَاَدْخِلْنَا وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ * وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ * قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ * قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي

Halaman:

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x