Hadirin jama’ah Jumah hafidhakumullâh,
Saya berpesan kepada pribadi saya sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita terus berusaha meningkatkan taqwa kita kepada Allah dengan mematuhi semua perintah dan menjauhi aneka macam larangan-larangan-Nya.
Hadirin sidang jumat hafidhakumullâh,
Rasululloh SAW. berpesan kepada umatnya;
إنّما الأعْمالُ بِالنِّيَّة -وفي رواية: بالنِّيّاتِ-، وإنَّما لِكُل امْرِئٍ ما نَوى، فَمَن كانَتْ هِجْرَتُه إلى اللهِ ورَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ، ومَن كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى دُنْيا يُصِيبُها أوِ امْرَأةٍ يَتَزَوَّجُها، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هاجَرَ إلَيْهِ»
“Sungguh sahnya amal itu bergantung dengan niat. Bagian setiap orang (dari amalnya) adalah niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah SWT. dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah SWT. dan rasul-Nya (diterima dan mendapat pahala). Barang siapa hijrahnya karena dunia yang digapai atau perempuan yang dinikahi maka hijrahnya karena tujuan tersebut (tercela, tidak diterima di sisi Allah SWT. dan tidak mendapat pahala).”
Begitu luas makna dari hadis di atas, bahkan dikatakan hadis tersebut merupakan separuh ilmu. Bagaimana tidak, amal yang dikerjakan oleh setiap orang muslim sangat-sangat bergantung pada niat. Bahkan tidak berlebihan kiranya jika dikatakan niat lebih utama dari pada amal . Sebab, balasan dari amal seorang muslim tergantung oleh niatnya.
Az-Zarnuji dalam Ta’lim al-Muta’alim menjelaskan;
كَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ أَعْمَالِ الدُّنْيَا وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِّيَّةِ مِنْ أَعْمِالِ الْآخِرَةِ وَكَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَةِ أَعْمَاِل الْآخِرَةِ ثُمَّ يَصِيْرُ مِنْ أَعْمَالِ الدَّنْيَا بِسُوْءِ النِّيَّة
“Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena bagusnya niat, dan banyak pula amal yang berbentuk amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia karena buruknya niat”