Khutbah Jumat Terbaru Tema: Hati-Hati, Dampak Maksiat bagi Hati Sangatlah Buruk! Singkat Padat Penuh Makna

- 8 Desember 2022, 17:09 WIB
Contoh naskah teks Khutbah Jumat terbaru dan singkat tentang dampak maksiat bagi hati lengkap dengan doanya dan khutbah kedua pendek
Contoh naskah teks Khutbah Jumat terbaru dan singkat tentang dampak maksiat bagi hati lengkap dengan doanya dan khutbah kedua pendek /Pexels/Michael Burrows

MEDIA PEMALANG- Contoh naskah teks Khutbah Jumat tentang dampak maksiat bagi hati yang singkat padat dan penuh makna ini dapat anda baca pada pelaksanaan Shalat Jumat 9 Desember 2022. Teks Khutbah Jumat singkat terbaru ini lengkap dengan doanya dan Khutbah Kedua.

Maksiat tidak sekadar masalah dosa. Layaknya paku yang menancap pada sebuah kayu, begitulah maksiat pada hati.

Jika dicabut, tetap akan ada bekas yang tertinggal. Itulah perumpamaan bagaimana hati seseorang yang selalu mengerjakan maksiat.

 

Namun pintu taubat Allah beggitu luas bagi maksiat apa saja. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teks khutbah jumat terbaru dan singkat ini, yang disarikan dari Lirboyo.net

Baca Juga: Doa yang Dibaca Makmum Saat Khatib Duduk di Antara Dua Khutbah

Baca Juga: Doa yang Dibaca Khatib Saat Duduk di Antara Dua Khutbah

Khutbah Pertama 

الْحَمْدُ للهِ رافِعِ حُجُبِ الْغَفْلَةِ عَنْ قُلُوبِ أَوْلِيائِهِ ومُقِيْمِ شَواهِدِ الْاِعْتِبارِ لِمَنِ انْخَفَضَ لِكِبْرِيَائِهِ. نَحْمَدُهُ عَلَى جَزِيلِ نِعَمِهِ ونَشْكُرُهُ عَلَى فَولضِلِ قِسْمِهِ ونَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ شَهادَةَ مُنْتَصِبٍ لِأَداءِ واجِبِ الْعُبُودِيَّةِ ونَشْهَدُ أَنَّ مُحمدًا عَبدُهُ ورَسُولُهُ الّذِيْ فَتَحَ اللهُ بِهِ أَعْيُنًا عُمْيًا  وآذَانًا صُمًّا وجَعَلَهُ رَحْمَةً لِكُلِّ الْبَرِيَّةِ. اللهم صَلِّ وسَلِّمْ على سَيِّدِنا مُحمدٍ الْمُتَمِّمِ لِمَكارِمِ الْأَخْلاقِ وصَحْبِهِ الَّذِينَ هُمُ الْهُداةُ بِالْاِتَّفاقِ.

أمّا بَعْدُ,  فَيا عِبادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ  ونَفْسِي  بِتقوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَقَدْ قالَ الله تعالى في كِتابِهِ الكَرِيْمِ: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ.

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah …

Dalam keadaan dan kesempatan yang insya Allah diberkahi Allah Subhanahu wata’ala, marilah senantiasa tak henti-hentinya kita sebagai umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwan kepada Allah dengan bersusaha menjalankan segala hal yang telah diperintahkan dan menjauhi segala hal larangan-Nya untuk mengapai ridha dan rahmat Allah Swt. Karena dengan rahmat dan ridho Allah Swt. kita bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia …

Kebaikan itu bisa memberikan dampak sinar di wajah, cahaya di hati, keluasan rezeki, kekuatan fisik, dan kecintaan di hati orang lain. Sedangkan kemaksiatan memiliki pengaruh yang berbahaya dan buruk bagi hati dan fisik seseorang di dunia dan akhirat. Oleh karenanya kita sebagai makhluk yang dikaruniai akal yang sempurna harus menggunakannya untuk memilih sebuah perilaku yang menimbulkan kebaikan dan berusaha menjauhi perilaku yang dapat menjerumuskan ke dalam jurang kemaksiatan.

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah …

Perbuatan maksiat memiliki pengaruh  buruk bagi si pelaku dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Pertama, Menutup dan memadamkan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dikaruniakan Allah dalam hati, sedangkan maksiat akan memadamkan cahaya tersebut. Imam Malik R. A. pernah kagum dengan kecerdasan murid tercinta yaitu Imam Syafi’i R.A yang sangat muda pada saat itu. Ia memiliki ketajaman otak dan kesempurnaan pemahaman. Imam Malik R.A berkata : “ Aku melihat Allah meletakkan cahaya dalam hatimu, karena itu jangan engkau padamkan dengan kegelapan maksiat “. Dalam satu kesempata Imam Syafi’i pernah menceritakan pengalaman pribadinya dalam Bait-bait Syair :

شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفظِي # فَأَرْشَدَنِي إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي

وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلــــــــــــــْمَ نُـــــــــــوْرٌ  # وَنُوْرُ اللهِ لَا يَهْدِي لِعَـــاصِي

Artinya :” Aku mengadu kepada Kiai Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Maka beliau menasihatiku untuk meninggalkan kemaksiatan. Dan memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat “.

Kedua, maksiat menghilangkan rasa malu. Salah satu akibat perbuatan dosa adalah menghilangkan rasa malu, padahal malu merupakan unsur kehidupan hati seseorang. Rasa malu adalah akar dari segala kebaikan. Jika hilang, maka hilanglah segala kebaikan. Rasullah bersabda :

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصارِي الْبَدْرِي – رضي الله عنه – قال: قال رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلامِ النُّبُوَّةِ الْأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ  (رواه البخاري)

Artinya :” Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin Amr al Anshori Al Badri -radhiyallohu ‘anhu berkata: Rasululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda: Sesungguhnya dari sebagian yang didapati manusia dari ucapan kenabian yang awal adalah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu” (H.R.  Bukhari).

Dalam kitab Al-Istidzkar dijelaskan, “Barang siapa yang tidak memiliki sifat malu, maka ia akan terperangkap, tidak bisa menghindar dari hal-hal yang diharamkan Allah. Baginya, melakukan dosa besar maupun dosa kecil tak ada bedanya.” Na’udzubillahi mindzalik.

Hadirin Kaum Muslimin yang Bersahaja …

Ketiga, maksiat merusak hati. Akal memiliki cahaya atau daya fungsi menerangi. Sedangkan maksiat memadamkan cahaya tersebut. Jika cahayanya redup, otomatis ketajamanya berkurang dan melemah. Sebagian Ulama salaf berkata : “ Tidaklah seorang maksiat kepada Allah selain akalnya hilang”.

Ini adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dibantah. Sebab, seandainya akalnya ada niscaya ia tidak kan melakukan perbuatan yang mengarah ke arah maksiat. Ada banyak alasan untuk tidak melakukan maksiat, yaitu genggaman Allah dan pengawasan-Nya, malaikat-Nya menjadi saksi perbuatannya, mereka melihatnya, al-Qur’an Melarangnya, keimanan melarangnya, kematian juga mengingatkannya.

Orang yang melakukan kemaksiatan sesungguhnya kehilangan kebaikan dunia dan akhirat yang berlipat-lipat. Maka apakah orang yang berani melakukan semua itu layak disebut memliki akal yang sehat ? kita  semua perlu untuk merenung dan mengahayatinya dengan hati yang paling dalam.

Keempat, maksiat menutup hati. Semakin banyak dosa yang telah kita perbuat, maka hati kita akan tertutup sehingga kita akan masuk dalam kategori orang-orang ynag lalai dengan Allah. Dalam al-Qur’an Allah berfirman :

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya : “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”. ( Q.S. al-Muthaffifin : 14 ).

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang bersahaja …

Sebagian ulama salaf menjelaskan ayat di atas bahwa Allah membantah tuduhan-tuduhan orang-orang kafir Makkah yang mengatakan bahwa al-Qur’an itu hanyalah dongeng belaka. Sama sekali tidak benar. Apa yang mereka usahakan dapat menutup hati mereka. Kebiasaan mereka berbuat dosa telah menyebabkan hatinya menjadi keras, gelap dan telah tertutup laksana logam yang berkarat.

Oleh karenanya mereka tidak dapat memebadakan mana yang bear dan mana yang salah. Pada dasarnya tatkala ketika awal melakukan perbuatan dosa hati akan menolak, tetapi ketika hati sudah kalah maka terbentuklah titik hitam dan selanjutnya menjadi tutup yang menguncinya. Sehingga dalam keadaan seperti ini hati akan semakin gelap,  kemaksiatan akan semakin menumpuk.

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang di rahmati Allah …

Sekian khutbah pada kesempatan ini, semoga kita semuanya bisa terhindar dari perilaku-perilaku yang menjerumuskan ke dalam jurang kemaksiatan, serta berharap setiap langkah kita selalu mendapat lindungan dari Allah Swt. Amin.

أعوذ بالله من الشيطان الرَّجيم : يَآأَيُّهَاالذينَ  ءَامَنُوا ارْكَعُوا  وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ , بَارَك اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْءَانِ الْعَظِيمِ . وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ التَّوابُ الرَّحِيْمِ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat tentang Sholat Jumat dan Rahasia di Baliknya Terbaru Lengkap dengan Doanya

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru tentang Istimewanya Sholat Berjamaah, Lengkap dengan Doanya

Demikianlah contoh materi teks Khutbah Jumat dampak maksiat bagi hati terbaru yang singkat dan padat penuh makna lengkap dengan doanya. Semoga menjadi referensi.***

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah