Masak dengan Sake dan Diduga Belum Kantongi Sertifikat Halal, Restoran Hanamasa Diserbu Warganet

- 2 Januari 2022, 14:19 WIB
Rekomendasi kuliner shabu-shabu dan grill
Rekomendasi kuliner shabu-shabu dan grill /

MediaPemalang.com- Salah satu restoran Jepang All You Can It terkenal di Indonesia, Hanamasa tuai kecaman dari netizen terkait penggunaan 'sake' dalam makanan yang disajikan serta dugaan belum mengantongi sertifikat halal.

Kabar yang memancing perdebatan di lini media sosial Twitter ini bermula dari sebuah akun @halalcorner, dimana ia membagikan sebuah pengalaman seorang konsumen yang makan di restoran dari Negeri Sakura ini.

Dalam cuitannya tersebut, ia menulis kisah seorang konsumen yang mengadukan Hanamasa menggunakan 'sake' minuman beralkohol khas Jepang, untuk pembuatan makanan yang disajikan. Ia juga menambahkan dalam cuitannya tersebut dengan menyatakan bahwa restoran tersebut diduga belum memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia MUI.

Baca Juga: Lontong Dharma : Lontong yang Dipadukan dengan Tempe Goreng Tepung, Asli Wajib Coba ketika di Pemalang!!

"Aduan konsumen: Hanamasa sendiri belum pernah terdaftar sebagai restoran yang telah lolos uji halal dan bersertifikat halal," tulisnya.

Unggahan tersebut pun sontak menuai beragam pro kontra di lini media sosial. Banyak netizen mengutarakan bahwa konsumen sebenarnya yang memiliki hak paling besar dalam memilih restoran dan dapat bertanya langsung, sehingga tak perlu memperdebatkan halal atau tidaknya.

"Alhamdulillah nemu info kalo disini beberapa menu di masak pake sake. Jadi tau kalo di hanamasa ada makanan non halal. Mohon maaf hanamasa di blacklist dulu dari dftr resto fav keluarga saya ya. Ditunggu klarifikasi nya hanamasa" kata salah seorang netizen yang menambahkan kolom komentar di salah satu postingan pada akun resmi @hanamasa_id.

"Hanamasa kan lagi mau mengajukan sertifikasi halal, jd harusnya paham menghadapi issue seperti ini. Jangan sampe jadi bola panas krn tidak ada konfirmasi. Tiap DM terkait halal selalu dijawab halal dan pakai herbal. At least berikan sistem jaminan halal. Target customers muslim harusnya memahami kebutuhan muslim." ujar yang lain.

"Aku pernah DM Hanamasa tahun 2019. Dijawab tidak menggunakan sake, mirin, dll. Dan hanya berasal bahan herbal. Aku sempet tanya kenapa ga ada sertifikasi halal? Katanya sedang diurus. Hari ini hari pertama memasuki tahun 2022, malah dapet berita dari postingan konsumen yang berkunjung ke hanamasa dan chef nya bilang menggunakan sake.. Ya Allah, mana yang bener? Jujur aku udah absen luamaasa bgt ke Hanamasa. Karena gak berani belum ada halal MUI nya. Cuma kecewa dan bingung kenapa info di DM beda dengan cerita konsumen yang bertanya ke Chef. Mohon konfirmasinya @hanamasa_id," sambung lainnya.

Politisi partai Gelora, Hasmi Bakhtiar, menanggapi perdebatan tersebut dari tinjauan agama Islam.

"Banyak yang langsung ketar-ketir melihat kata “sake”. Padahal sake untuk masak dengan sake untuk diminum berbeda. Juga, kondisi sake ketika diminum dg setelah dimasak berbeda. Perbedaan2 ini jg berdampak pada perbedaan hukum. Dari tadi belum ada yang menjelaskan ini hehe," tandasnya.

Hanamasa didirikan di Jepang oleh Yasiro Ono yang merupakan pedagang daging yang sukses, sebagai pedagang daging Yasiro Ono mengedepankan kualitas daging di setiap menunya baik pada Yakiniku, Shabu-shabu ataupun menu lainnya.

Baca Juga: Program Kartu Prakerja Jalan Terus, Sudahkah Anda Memenuhi Syarat?

Seiring berjalannya waktu Hanamasa pun mulai berkembang ditandai dengan dibukanya Hanamasa di negara-negara lain seperti di Korea, Tiongkok, dan Mongolia hingga pada tahun 1987 Hanamasa pertama di Indonesia didirikan yang berlokasi di Jalan Mahakam, Jakarta.

Di Indonesia, restoran ini telah berkembang dengan memiliki 28 cabang yang tersebar di 3 pulau dan 10 kota.***

Editor: Argani Palupi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah