Teks Khutbah Jumat Terbaru tentang Keutamaan Sholat 5 Waktu Kewajiban dan Ancaman Meninggalkannya Singkat

- 8 Desember 2022, 09:36 WIB
Contoh naskah teks Khutbah Jumat singkat tentang keutamaan dan kewajiban sholat 5 waktu serta hukum dan ancaman meninggalkanya terbaru
Contoh naskah teks Khutbah Jumat singkat tentang keutamaan dan kewajiban sholat 5 waktu serta hukum dan ancaman meninggalkanya terbaru /

“Batas yang ada di antara kami dan mereka adalah sholat, maka barangsiapa meninggalkannya, sungguh-sungguh ia telah kafir.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi )

Kedua hadits tersebut sangay jelas sekali, betapa penting shalat, bahkan memiliki pengaruh sebagai pembeda yang sangat jauh , apabila shalat itu ditinggalkan, akan menjadi syirk, bahkan kafir

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah !

Penuturan dalam ayat Al-Quran ini membicarakan orang-orang saleh, terpilih, bahkan nabi-nabi dengan sikap patuhnya yang amat tinggi. Mereka bersujud dan menangis ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Namun selanjutnya, disambung dengan ayat yang memberitakan sifat-sifat generasi pengganti yang jauh berbeda, bahkan berlawanan dari sifat-sifat kepatuhan yang tinggi itu, yakni sikap generasi penerus yang menyia-nyiakan shalat dan mengumbar hawa nafsu.

Betapa menghunjamnya peringatan Allah dalam Al-Quran dengan cara menuturkan sejarah “keluarga pilihan” yang kemudian datang setelah mereka itu generasi manusia bobrok yang sangat merosot moralnya. Bobroknya akhlaq manusia dari keturunan orang yang disebut manusia pilihan, berarti merupakan tingkah yang keterlaluan.

Bisa kita bayangkan dalam kehidupan ini. Kalau ada ulama besar, saleh dan benar-benar baik, lantas keturunannya tidak bisa menyamai kebesarannya dan tak mampu mewarisi keulamaannya, maka ucapan yang pas adalah:. “Sayang, kebesaran bapaknya tidak diwarisi anak-anaknya.” Itu baru masalah mutu keilmuannya yang merosot. Lantas, kata dan ucapan apa lagi yang bisa untuk menyayangkan bejat dan bobroknya generasi pengganti orang-orang suci dan saleh itu? Hanya ucapan “seribu kali sayang” yang mungkin bisa kita ucapkan.

Setelah kita bisa menyadari betapa tragisnya keadaan yang dituturkan Al-Quran itu, agaknya perlu juga kita bercermin di depan kaca. Melihat diri kita sendiri, dengan memperbandingkan apa yang dikisahkan Al-Quran.

Peringatan yang sebenarnya tajam ini perlu disebar luaskan, dihayati dan dipegang benar-benar, dengan penuh kesadaran, agar tidak terjadi apa yang telah terjadi masa lalu yaitu tragedi yang telah menimpa kaum Bani Israel, berupa generasi jelek, bobrok, meninggalkan shalat dan mengikuti syahwat.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhaanahu wa Ta’ala !

Untuk itu, kita harus mengkaji diri kita lagi. Sudahkan peringatan Allah itu kita sadari dan kita cari jalan keluarnya? Mudah-mudahan sudah kita laksanakan. Tetapi, tentu saja bukan berarti telah selesai. Karena masalahnya harus selalu dipertahankan. Tanpa upaya mempertahankannya, kemungkinan akan lebih banyak desakan dan dorongan yang mengarah pada “adho’us sholat” (menyia-nyiakan atau meninggalkan shalat) wattaba’us syahawaat (dan mengikuti syahwat hawa nafsu).

Halaman:

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah