Inilah Penjelasan Perbedaan Waktu Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Menurut Kemenag, Catat Jadwalnya!

- 1 Juli 2022, 20:57 WIB
Surat edaran penetapan awal bulan Dzulhijjah dari PBNU
Surat edaran penetapan awal bulan Dzulhijjah dari PBNU /Dokumen PBNU Cilegon

 

MEDIA PEMALANG - Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan penjelasan mengenai perbedaan penetapan waktu Idul Adha 1433 Hijriah di Indonesia dan Arab Saudi.

Diketahui bahwa pemerintah Indonesia telah mengumumkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022. Sementara itu, Arab Saudi menetapkan bahwa Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022.

Lalu, mengapa perbedaan waktu Idul Adha tersebut bisa terjadi?

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib mengungkapkan bahwa waktu Indonesia lebih cepat empat jam. Akan tetapi, hilal justru mungkin terlihat lebih dahulu di Arab Saudi.

Baca Juga: Sedih! Inilah Pesan Terakhir YouTuber Minecraft Technoblade sebelum Meninggal Dunia Akibat Kanker

Adib menyampaikan bahwa hilal terlihat di sebelah barat pada saat matahari terbenam atau dikenal dengan ghurub asy-syams.

Berdasarkan penjelasan Adib maka dapat diketahui bahwa posisi hilal atau fase bulan sabit akan semakin tinggi dan mudah terlihat karena letaknya semakin ke arah barat.

Kemudian, Arab Saudi yang terletak di bagian barat Indonesia akan menyebabkan posisi hilal lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia.

Oleh karena itu, rentang waktu Indonesia yang lebih cepat empat jam dari Arab Saudi tidak akan berpengaruh seperti yang dikatakan bahwa pelaksanaan Hari Raya Idul Adha seharusnya lebih awal.

Selain itu, Adib juga menyampaikan cara penentuan awal bulan dalam kalender Hijriah yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Baca Juga: Benarkah Ada 2 Hari Raya Idul Adha 2022 Ini? Simak Penetapan dari Pemerintah, PBNU, dan Muhammadiyah Ini

Menurut kriteria MABIMS, penentuan awal bulan didasarkan pada parameter elongasi harus minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafaq (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Kemudian, Adib juga menjelaskan mengenai hasil data hisab pada akhir Zulkaidah 1443 Hijriah pada Kamis, 30 Juni 2022.

Data tersebut menyebutkan bahwa tinggi hilal di Indonesia berada antara 0 derajat 53 menit dan 3 derajat 13 menit dengan elongasi 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

Di tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi tampak lebih tinggi dari Indonesia. Hal ini menyebabkan Arab Saudi menetapkan Idul Adha terlebih dahulu pada 9 Juli 2022.

Berbeda dari pemerintah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha pada 9 Juli 2022 seperti Arab Saudi.

Baca Juga: Inilah Lokasi Pemakaman Jenazah Menteri PANRB Tjahjo Kumolo

Hal ini karena Pusat Muhammadiyah menggunakan kriteria 'wujudul hilal' sebagai penentuan awal Dzulhijjah. Kriteria tersebut menunjukkan posisi bulan di Indonesia sudah di atas ufuk sehingga memenuhi syarat.***

Editor: Chamdani Lukman Bachtiar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah