Network
MEDIA PEMALANG - Justinus Lhaksana, yang akrab disapa Coach Justin, kembali memberikan statemen yang begitu menohok bagi para fans sepakbola. Dia mengatakan, semua fans terhadap klub-klub sepakbola internasional itu adalah korban, tetapi tak menyadarinya.
Hal itu disampaikan dalam bincang bersama Pangeran Siahaan di channel Youtube Registaco, Rabu (2 Maret 2022). Tema kali ini cukup ‘keras’, “Perang Kok Boleh Masuk Sepakbola?”, tentang sikap FIFA dan UEFA terhadap perang Rusia-Ukraina yang belum selesai-selesai.
Baca Juga: Liverpool Mulai Gunakan Neuroscience, Hasilnya: Sering Ngegolin lewat Bola Mati
Coach Justin menanggapi pernyataan dari Pangeran yang menjelaskan bahwa sebenarnya hubungan seorang fans sepakbola dengan klub yang mereka dukung sangat jauh. Ada gap yang dibuat oleh media-media mainstream untuk menghadirkan citra klub-klub internasional kepara para penggemarnya.
Di masa sebelum merebaknya internet, hubungan antara klub sepakbola dengan fans dihadirkan oleh media-media mainstream, yang membuat ilusi seolah-olah ada ikatan yang kuat antara klub dengan penggemar. Sehingga mereka akan bersedih jika klubnya kalah, begitu pun sebaliknya. Bahkan tak jarang mereka menghabiskan banyak uang untuk membeli apparel klub sebagai dukungan finansial.
Baca Juga: Mesut Ozil ke RANS FC, Coach Justin: Itu 'Nggak' Mungkin Terjadi!
Namun di era internet, gap itu bertambah dengan hadirnya apa yang dikatakan Pangeran sebagai Provokator Opportunis. Mereka adalah “Orang-orang yang mengekploitasi kecintaan lu yang luar biasa. Mereka tahu bahwa lu gampang banget disetir sebenarnya, gampang banget dimainin emosinya, padahal yang di sini (klub) nggak peduli sama lu.”
“Minggu lalu ada yang bilang gua cemen karena nggak pernah belain MU kalau MU kalah dan digebukin. Pertanyaannya adalah ngapain gua bela MU dan gua punya tanggung jawab apa untuk membela?” Demikian Pangeran Siahaan membuka.
“Apakah tim-tim sepakbola di Inggris, Italia atau Spanyol peduli sama lu sebagai fans dari Indonesia? gua kasih spoiler, kayaknya mereka nggak peduli-peduli banget deh.”
