Sebagai cerita yang lebih panjang dibandingkan cerpen, hikayat memiliki alur yang lebih kompleks. Hikayat memiliki alur berbingkai. Pada sebuah ceritanya terdapat cerita yang lain. Pada “Hikayat Bayan Bijaksana”, di samping menceritakan percakapan antara Bayan dan Istri Zainab terdapat pula cerita lain. Contohnya cerita tentang anak cerpelai, seperti yang terdapat pada kutipan hikayat berikut.
Antara cerita bayan itu ialah mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu bayan itu menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal berhampiran. Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar.
Alur yang digunakan pada hikayat adalah alur maju, berbeda dengan cerpen yang lebih variatif.
b.Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Teks Hikayat
Hikayat sebagai bagian dari cerita rakyat tentu tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Melalui kehidupan yang diangkat dalam cerita, hikayat menyajikan tak hanya hiburan, tetapi juga nilai-nilai kebaikan yang dapat diambil hikmahnya oleh pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat kita lihat dari pola tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap tokoh dalam cerita, baik yang dideskripsikan dalam cerita maupun yang dinarasikan dalam ucapan-ucapan tokoh.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, termasuk hikayat, terdiri dari nilai budaya, pendidikan, religius, moral, dan nilai sosial.