Aisyah berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak melihat bulan yang paling banyak Rasulullah berpuasa selain pada bulan Syaban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari dua hadits ini, sejatinya tak ada batasan khusus tentang seberapa banyak puasa yang kita lakukan pada bulan Syaban maupun Nisfu Syaban. Jika mampu, boleh berpuasa pada sebagian besar harinya. Jika tidak, cukup satu hari.
Baca Juga: 7 Amalan dan Doa Malam Nisfu Syaban Agar Cepat Sembuh dari Segala Penyakit, Insya Allah Disembuhkan!
Lalu mengapa banyak orang melaksanakan puasa Nisfu Syaban sebanyak 3 hari?
Dalam sebuah fatwa yang diterbitkan oleh Darul Ifta Mesir, mengatakan bahwa puasa 3 hari di pertengahan bulan Syaban (Nisfu Syaban) itu tidak lain adalah puasa Ayyamul Bidh (hari putih).
Puasa Ayyamul Bidh termasuk sunnah yang dianjurkan Rasulullah untuk dikerjakan setiap bulannya. Kebetulan karena Nisfu Syaban bertepatan dengan pertengahan bulan, maka kita biasa melakukan puasa Ayyamul Bidh di 3 hari pertengahan bulan ini.
Baca Juga: 5 Doa Istri untuk Suami yang Sedang Bekerja Mencari Nafkah, Baca Setelah Shalat Dhuha
Hadits tentang puasa Ayyamul Bidh diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam Nasa’i, bahwa Rasulullah berpesan kepada Abu Dzar:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa 3 hari setiap pertengana bulan, maka puasalah pada hari ke-13, 14, dan 15.”