Haid Lebih dari 15 Hari Boleh Shalat dan Puasa dengan 3 Ketentuan, Begini Cara Ibadah Wanita Istihadhah

- 4 April 2022, 03:15 WIB
Inilah ketentuan wanita haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa
Inilah ketentuan wanita haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa /

MEDIA PEMALANG - Bagi perempuan yang punya siklus haid tidak teratur, bahkan terkadang tersumbat (mampet) beberapa lama, selalu was-was, setelah haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa?

Bagi perempuan yang punya siklus haid teratur (haid mu’tadah), sekali darahnya terhenti, maka darah yang keluar setelahnya sudah dianggap darah istihadhah sehingga boleh shalat dan puasa.

Namun bagi perempuan dengan siklus haid tidak teratur (haid ghoiru mu’tadah), para ulama fiqih memberikan batas maksimal hitungan masa haid.

Jika telah lewat dari hitungan maksimal masa haid, walaupun masih keluar darah,  darah tersebut tidak lagi dihitung sebagai darah haid, tetapi darah penyakit (darah istihadhah).

Darah istihadhah tidak menghalangi perempuan untuk shalat dan puasa. Sehingga setelah lewat dari batas maksimal masa haid, boleh shalat dan puasa.

Baca Juga: Flek Coklat setelah Haid Tidak Boleh Puasa dalam Kondisi Ini, Wajib Tahu Cara Hitung Masa Haid menurut Islam

Baca Juga: Bolehkah Wanita Minum Obat Pencegah Haid Agar Bisa Puasa Sepanjang Bulan Ramadan? Simak Fatwa Darul Ifta Mesir

Berapa hari batas maksimal masa haid? Dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah (Juz 18, halaman 304), batas maksimal masa haid menurut Mazhab Hanafi adalah 7 hari. Mahzhab Maliki 15 hari. Mazhab Syafi’i 15 hari.

Haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa, Mazhab Syafi’i dan Maliki sepakat boleh shalat dan puasa setelah lebih dari 15 hari.

Lebih lanjut, ulama dari Mazhab Syafi’i memberikan ketentuan jika haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa, apabila telah melewati 3 ketentuan berikut (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz 18, halaman 305):

أَنْ لاَ يُجَاوِزَ ذَلِكَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا، وَلَمْ تَنْقُصِ الدِّمَاءُ مِنْ أَقَل الْحَيْضِ، وَأَنْ يَكُونَ النَّقَاءُ مُحْتَوَشًا بَيْنَ دَمَيِ الْحَيْضِ

1. Lebih dari 15 hari

2. Darah haid pernah keluar selama 15 hari itu. Maksudnya, Mazhab Syafi’i menganggap perempuan telah haid jika keluar darah dalam waktu sehari semalam (24 jam).

Jika seorang perempuan telah keluar darah selama 24 jam itu, maka dia sudah terhitung haid.

Selang 15 hari dari hari pertama haid, maka hari ke-16 sudah terhitung tidak haid lagi meskipun tetap keluar darah.

3. Darah yang keluar dianggap tetap darah haid meskipun terputus-putus, namun tetap berada dalam 15 hari itu.

Misalnya seorang perempuan keluar darah pada hari 1-4. Lalu hari 5-7 berhenti. Hari 8-12 darah keluar lagi, darah itu tetap dihitung sebagai darah haid.

Kecuali setelah lebih dari 15 hari dan darah masih keluar, darah itu sudah dihitung sebagai darah istihadhah.  

 Baca Juga: Perbedaan Mani dan Madzi bagi Wanita, Mirip tapi Hukumnya Beda

Secara umum, haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa, dalam Mazhab Syafi’i dibolehkan setelah pasti bahwa darah itu bukan darah haid.***

 

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x