MEDIA PEMALANG - Bagi perempuan yang punya siklus haid tidak teratur, bahkan terkadang tersumbat (mampet) beberapa lama, selalu was-was, setelah haid lebih dari 2 minggu menurut Islam, kapan boleh shalat dan puasa?
Bagi perempuan yang punya siklus haid teratur (haid mu’tadah), sekali darahnya terhenti, maka darah yang keluar setelahnya sudah dianggap darah istihadhah sehingga boleh shalat dan puasa.
Haid teratur tidak dihitung dari tanggal yang teratur setiap bulan, tetapi jumlah hari haid yang teratur. Semisal setiap bulan haid hanya 7 hari, maka sekali haid melebihi 7 hari itu sudah termasuk darah istrihadhah.
Atau semisal darahnya telah berhenti sebelum siklus haid biasanya berhenti, itu pun sudah dianggap suci sehingga boleh shalat dan puasa.
Namun bagi perempuan dengan siklus haid tidak teratur (haid ghoiru mu’tadah), para ulama fiqih memberikan batas maksimal hitungan masa haid.
Jika telah lewat dari hitungan maksimal masa haid, walaupun masih keluar darah, darah tersebut tidak lagi dihitung sebagai darah haid, tetapi darah penyakit (darah istihadhah).
Darah istihadhah tidak menghalangi perempuan untuk shalat dan puasa. Sehingga setelah lewat dari batas maksimal masa haid, boleh shalat dan puasa.