Teks Ceramah Walimatussafar Haji tentang Menata Niat Ibadah Haji, Bisa untuk Kata Sambutan Tasyakuran

- 4 Juni 2022, 17:01 WIB
Berikut contoh teks ceramah walimatussafar haji yang bisa digunakan sebagai kata sambutan tasyakuran haji bagi calon jamaah haji maupun keluarga mengantar
Berikut contoh teks ceramah walimatussafar haji yang bisa digunakan sebagai kata sambutan tasyakuran haji bagi calon jamaah haji maupun keluarga mengantar /

MEDIA PEMALANG- Berikut adalah contoh teks ceramah walimatussafar haji yang singkat tentang menata hari bagi calon jamaah haji yang akan berangkat serta menguatkan niat bagi yang belum berkesempatan agar Allah memudahkan jalan.

Sesuai dengan namanya, haji adalah persoalan menata niat, sebelum hal-hal lain menyangkut ongkos, transportasi, dan aktivitas manasik.

Keliru menata niat akan berakibat pada kerugian yang besar, mengingat pengorbanan yang dicurahkan untuk ibadah haji juga besar.

Teks ceramah walimatussafar haji ini bisa juga dibaca sebagai kata sambutan walimatussafar haji, baik bagi calon jamaah haji maupun pihak yang ditinggalkan.

 Baca Juga: Doa Walimatussafar Haji yang Dibaca Keluarga dan Kerabat untuk Orang yang Naik Haji, Arab Latin dan Artinya

Teks Ceramah Walimatussafar Haji

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ

Yang terhormat

Para alim ulama, para guru, para tokoh masyarakat. Dan terkhusus kepada keluarga dan kerabat kita yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah haji pada tahun ini.

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji

Di antara lima rukun Islam, haji merupakan ibadah yang tergolong “mewah dan berat”.

Bukan hanya karena membutuhkan ongkos yang mahal bagi kebanyakan orang, tapi juga pelaksanaannya memakan waktu dan energi yang cukup banyak.

Baca Juga: Doa Berangkat Haji Sebelum Keluar Rumah dan Saat Berangkat, Teks Arab Latin dan Artinya dalam Indonesia

Kesadaran akan keterpanggilan pun sangat menentukan. Betapa banyak orang kaya raya yang tak berangkat haji.

Sebaliknya, betapa sering kita mendengar orang dengan ekonomi pas-pasan mampu menunaikan haji.

Karena itu, tak heran bila haji adalah rukun yang paling jarang dipenuhi dibanding empat rukun lainnya, entah karena sengaja atau karena ada uzur syar’i.

Memasuki bulan ke-10 atau ke-11 orang-orang sudah disibukkan dengan tradisi walimatus safar atau syukuran menjelang keberangkatan haji. Media-media pun telah ramai memberitakan berbagai persiapan dan aktivitas di Tanah Suci.

Mari kita doakan kepada saudara-saudara kita yang sedang menempuh perjalanan mulia ini, semoga senantiasa mendapat bimbingan dari Allah dan menghasilkan haji yang mabrur!

Baca Juga: Cara Cepat Cek Jadwal Keberangkatan Haji Berdasarkan Nomor Porsi dengan Aplikasi Haji Pintar

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji

Di tengah hiruk pikuk orang berangkat haji itulah, orang-orang yang belum mendapat anugerah berangkat haji terpacu lagi gairahnya untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

Semangat mereka seolah dipompa kembali, angan-angan agar bisa mengenakan pakaian ihram dan mengitari Ka’bah hidup lagi. Sebuah mimpi dan kehendak yang amat wajar.

Sesuai dengan namanya, haji adalah persoalan menata niat, sebelum hal-hal lain menyangkut ongkos, transportasi, dan aktivitas manasik.

Keliru menata niat akan berakibat pada kerugian yang besar, mengingat pengorbanan yang dicurahkan untuk ibadah haji juga besar. Bukankah sia-sia belaka membangun istana megah di atas fondasi yang rusak?  

Secara fiqih ibadah haji mungkin sah, tapi secara hakiki bisa jadi keropos baik sejak sebelum berangkat haji, saat berhaji, bahkan setelah berhaji.

Baca Juga: 5 Langkah Cek Jadwal Keberangkatan Haji Berdasarkan Nomor Porsi lewat Website Resmi Ditjen Haji Kemenag

Ini adalah tantangan yang amat sulit karena memang berurusan dengan persoalan hati. Apa yang terbesit di benak dan hati seseorang ketika dirinya berkeinginan naik haji? Sudah tuluskah karena ingin menghamba dan mencapai ridha Allah? Atau masih tercampur dengan noda-noda duniawi yang dapat merusak kualitas haji?  

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji

Di luar keperluan ibadah, haji tak dipungkiri memang mengandung kepentingan-kepentingan lain yang bersifat duniawi.

Pertama, secara sosial, haji bisa membuat seseorang merasa “naik kelas” karena faktor budaya yang berkembang di masyarakat kita. Biaya haji yang tidak sedikit memberi kesan bahwa orang haji adalah orang mampu, mapan, dan kaya.

Gelar “haji” yang diperoleh sepulang nanti juga kian menambah citra kesalehan dan kehormatan diri. Dengan demikian status sosial pun meningkat dari “biasa-biasa” saja menjadi “luar biasa”.

Penyakit hati yang mengiringi kondisi ini biasanya adalah sombong, ujub, dan merasa “lebih” daripada orang lain.

Baca Juga: Jadwal Keberangkatan Haji 2022 Kloter Pertama dari Lima Embarkasi, Berikut Rute Perjalanan Haji Tahun 2022

Kedua, haji sebagai wahana jalan-jalan dan bersenang-senang. Bagi orang yang belum ke Makkah dan Madinah—apalagi belum pernah ke luar negeri mana pun—haji bisa jadi merupakan kemewahan tersendiri.

Gambaran suasana Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Ka’bah, padang Arafah, atau bukit-bukit di tanah Arab yang biasanya hanya terpampang dalam foto dan media elektronik, akhirnya dialami secara nyata.

Imam al-Ghazali dalam al-Adab fid Dîn berpesan bahwa saat seseorang sampai di kota Makkah seyogianya menerapkan etika-etika yang patut, semisal memasuki Masjidil Haram dengan penuh rasa takzim, menyaksikan Ka’bah sembari takbir dan tahlil, dan lain sebagainya.

Intinya, adab yang penting ditonjolkan adalah sikap rendah hati, sopan, tulus, dan penuh dengan gerak-gerik yang mengagungkan Allah.

Hadirin Jamaah Walimatussafar Haji yang berbahagia dan Khususnya kepada Calon Jamaah Haji

Bagi yang baru pada level ingin berangkat haji, ikhtiar mesti dimulai dari perjuangan menata niat, sembari mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan lain yang senantiasa dilambari dengan doa kepada-Nya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi kesempatan berkunjung ke Baitullah dan berziarah ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bagi saudara-saudara kita yang sedang bersiap menunaikan ibadah haji, semoga diberi kelancaran dan menggapai tujuan hakiki haji, yakni ridha Allah subhanahu wata’ala.

Baca Juga: Pernyataan LPPOM MUI Pusat tentang Sertifikat Halal Mixue Ice Cream, Ini Jawaban Apakah Mixue Halal atau Tidak

Demikianlah teks ceramah walimatussafar haji yang singkat tentang perlunya menata hati dan niat bagi orang yang berangkat haji maupun yang belum memiliki kesempatan tahun ini.***

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah