Baca Juga: Sejarah Sholawat Burdah yang Wajib Umat Islam Ketahui!
Kiai Abdul Hamid memanggil tukang becak itu. Sang tukang becak mengiyakan dan bertanya, “Hendak diantar ke mana, Kiai?”
Kiai Abdul Hamid hanya menjawab satu kata, “Makkah.”
Masya Allah! Setelah terbangun dari mimpi, tukang becak tersebut tak tahu dari mana asal rezeki yang datang hingga mencukupkan untuk berangkat melaksanakan ibadah haji tepat pada tahun itu!
Kandungan Sholawat Hajjiyah
Al-Qur’an Surat Ali Imran menjelaskan bahwa orang-orang yang diwajibkan melaksanakan ibadah haji hanyalah bagi mereka yang mampu.
Kata “mampu” ini kemudian ditafsirkan oleh para ulama sebagai memiliki kemampuan secara ekonomi, kesehatan, hati, serta pikiran yang sehat dan jernih.
Maka jika kita ingin menjadi hamba-hamba yang terpilih untuk melaksanakan ibadah haji, mesti memiliki keempat kriteria tersebut agar dinyatakan sebagai orang mampu menjalankan ibadah haji.
Sholawat Hajjiyah selain merupakan sholawat, juga sebagai doa agar Allah mencukupkan rezeki, kesehatan, hati serta pikiran untuk menjalankan ibadah haji.