Sejarah Asal Mula Kota Pemalang

- 10 Februari 2022, 04:30 WIB
Sejarah Asal Mula Kota Pemalang
Sejarah Asal Mula Kota Pemalang /

MEDIA PEMALANG - Kota Pemalang di pantai utara Jawa Tengah saat ini merupakan ibu kota Kabupaten Pemalang. Kota itu terletak di antara dua kota besar yang menjadi tetangganya, yaitu Pekalongan di sebelah timur dan Tegal di sebelah barat. Pemalang boleh dikatakan sebuah kota yang sudah tua umurnya sehingga kisahnya pantas dibanggakan.

Tanggal lahir Kabupaten Pemalang adalah 24 Januari 1575. Artinya, mulai saat itulah resmi ada pemerintahan kabupaten. Tentu saja jauh sebelumnya pasti sudah ada kehidupan masyarakat yang berpusat di daerah tersebut. Tidak mungkin suatu pemerintahan berdiri secara tiba-tiba.

Sejarah Pemalang dapat dikaitkan dengan Kerajaan Mataram Kuno yang berdiri pada tahun 700-an (abad ke-8) di Jawa Tengah. Kerajaan itu subur makmur loh jinawi; terbukti mampu membangun Candi Borobudur di Magelang dan candi-candi di dataran tinggi Dieng, dekat Wonosobo.

Diperkirakan daerah Kedu yang memanjang dari Borobudur sampai Dieng merupakan wilayah inti kerajaan. Dihuni penduduk yang bertani dan berladang dengan penuh kebahagiaan.

Waktu itu belum dikenal nama Pemalang, tetapi tempat tempat tertentu di daerah tersebut sudah dijadikan pelabuhan. Jadi, daerah Pemalang boleh dibayangkan sebagai pintu gerbang Mataram Kuno. Wajar, karena posisinya di bawah dataran tinggi Dieng. Namun, daerah itu belum sempat berkembang ketika terjadi keruntuhan Mataram Kuno.

Menurut sejarah, pada pertengahan tahun 900-an (abad ke-10) terjadilah perpindahan pusat kerajaan ke Jawa Timur, yaitu di aliran Sungai Brantas. Mungkin karena gempa bumi atau gunung meletus. Pada zaman itu, Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro masih menjadi gunung berapi yang ganas. Mungkin juga karena perang.

Yang jelas, surutlah kekuasaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Yang ber kembang kemudian adalah Singosari, Kediri, dan Majapahit di Jawa Timur. Waktunya kira-kira dari abad ke-11 sampai akhir abad ke-15.

Kehidupan masyarakat yang tersisa di Jawa Tengah tetap berjalan terus, tetapi selama ratusan tahun tidak menghasilkan prestasi yang gemilang. Selama itu pula Pemalang merupakan daerah yang bebas dari kekuasaan mana pun. Mataram Kuno sudah runtuh, sedangkan kekuasaan baru di Jawa Timur sangat jauh jaraknya. Pemalang seperti "daerah tidak bertuan".

Konon Pemalang pernah dimanfaatkan oleh Patih Gajah Mada sebagai pangkalan perang ke Sriwijaya. Dukungan orang Pemalang di bawah pimpinan Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjaransari membuahkan hasil gemilang. Karena itu, Pemalang dijadikan daerah perdikan. Artinya, suatu wilayah yang tidak dipungut pajak. Sebuah perdikan biasanya diberikan kepada tokoh yang berjasa besar.

Halaman:

Editor: Dwi Andri Yatmo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah