"Ornithopter Xinge, atau merpati pelacak, mampu terbang hingga tiga jam, lima menit, dan 30 detik secara terus menerus dalam satu kali pengisian daya, memecahkan Rekor Dunia Guinness yang sebelumnya dibuat oleh tim tersebut," ungkap laporan tersebut.
Pengembangan sebelumnya adalah Yunxiao, yang mampu terbang selama 2 jam, 34 menit, dan 38 detik. Xinge memiliki lebar sayap sepanjang 70 sentimeter dan berat 260 gram. Dibandingkan dengan pendahulunya, Yunxiao, tubuh Xinge lebih mungil, dengan rentang sayap lebih dari separuh dari Yunxiao, dan berat seperempat dari ukurannya.
"Ini adalah terobosan besar dalam kemajuan teknologi pesawat bionik. Peningkatan yang signifikan dalam waktu terbang bukan hanya untuk memverifikasi kinerja pesawat, tetapi juga membantu memperluas kemungkinan aplikasinya, yang akan mempercepat penggunaannya di dunia nyata," kata ilmuwan utama universitas, Song Bifeng, sebagaimana dikutip dalam laporan CGTN.
Penggunaan Potensial dalam Militer
Informasi tambahan tentang atribut fisik drone dan potensi penggunaannya, sebagaimana tercantum dalam laporan CGTN, menunjukkan peran militer atau keamanan bersama dengan fungsi utama lainnya.
"Pesawat sayap mengepak bionik meniru cara terbang burung dan makhluk lain yang mengepakkan sayapnya. Pesawat ini ringan, berukuran kecil, dan memiliki tingkat kebisingan yang rendah, serta bionik, dapat disembunyikan, dan portabel.
"Pesawat ini mudah digunakan untuk lepas landas dengan melempar tangan dan melayang untuk mendarat, yang dapat digunakan dalam berbagai situasi seperti pengintaian rahasia di lingkungan yang kompleks, penyelamatan darurat, dan penelitian ilmiah biologi lapangan," tambah laporan tersebut.