MEDIA PEMALANG - Bagi perempuan yang punya siklus haid tidak teratur, bahkan terkadang tersumbat (mampet) beberapa lama, selalu was-was, setelah haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa?
Bagi perempuan yang punya siklus haid teratur (haid mu’tadah), sekali darahnya terhenti, maka darah yang keluar setelahnya sudah dianggap darah istihadhah sehingga boleh shalat dan puasa.
Namun bagi perempuan dengan siklus haid tidak teratur (haid ghoiru mu’tadah), para ulama fiqih memberikan batas maksimal hitungan masa haid.
Jika telah lewat dari hitungan maksimal masa haid, walaupun masih keluar darah, darah tersebut tidak lagi dihitung sebagai darah haid, tetapi darah penyakit (darah istihadhah).
Darah istihadhah tidak menghalangi perempuan untuk shalat dan puasa. Sehingga setelah lewat dari batas maksimal masa haid, boleh shalat dan puasa.
Berapa hari batas maksimal masa haid? Dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah (Juz 18, halaman 304), batas maksimal masa haid menurut Mazhab Hanafi adalah 7 hari. Mahzhab Maliki 15 hari. Mazhab Syafi’i 15 hari.
Haid lebih dari 15 hari apakah boleh shalat dan puasa, Mazhab Syafi’i dan Maliki sepakat boleh shalat dan puasa setelah lebih dari 15 hari.