Kisah Pernikahan Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, Antara Cinta dan Dakwah Islam

- 23 Mei 2022, 17:15 WIB
Dalam melakukan penyebaran agama Islam di Indonesia, banyak cara yang dilakukan, salah satunya adalah perkawinan. Proses islamisasi yang dilakukan melalui  perkawinan dengan putri Tumenggung Wilatika, yaitu Nyai Gede Manila adalah Sunan Ampel.
Dalam melakukan penyebaran agama Islam di Indonesia, banyak cara yang dilakukan, salah satunya adalah perkawinan. Proses islamisasi yang dilakukan melalui perkawinan dengan putri Tumenggung Wilatika, yaitu Nyai Gede Manila adalah Sunan Ampel. /

MEDIA PEMALANG- Dalam melakukan penyebaran agama Islam di Indonesia, banyak cara yang dilakukan, salah satunya adalah perkawinan. Proses islamisasi yang dilakukan melalui  perkawinan dengan putri Tumenggung Wilatika, yaitu Nyai Gede Manila adalah Sunan Ampel.

Demikianlah kisah yang diceritakan kembali oleh Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo:  Buku   Pertama   yang   Mengungkap   Wali   Songo sebagai Fakta Sejarah (Bandung: IIMan, 2012, halaman 163)

Sunan Ampel yang kelak melahirkan Sunan Bonang dan Sunan Drajat, sejatinya bukan berasal dari Nusantara. Beliau masih keturunan langsung dari baginda Nabi Muhammad SAW yang sejak ayahnya, Ibrahim Al-Samarqandi, telah pindah ke kerajaan Champa.

Dalam kitab Ahla al-Musamarah fi Hikayat al-Auliya’ al-‘Asyrah, Sunan Ampel memiliki nama Ali Rahmatullah atau Rahmat, yang kemudian lebih dikenal sejak kepindahannya ke Nusantara sebagai Raden Rahmat.

Baca Juga: Kapan Nabi Muhammad Pertama Kali Melakukan Qunut dalam Shalat Subuh? Kupas Tuntas Sejarah Qunut Subuh

Sebagai penghulu para Wali Songo, salah satu strategi dakwah yang melekat dan hampir sampai sekarang digunakan adalah pernikahan. Itulah salah satu warisan dari Sunan Ampel.

Dikisahkan, setelah beliau berumur sekitar 20 tahun, beliau bersama saudara tuanya yang bernama Ali Musada (Ali Murtadho) dan saudara sepupunya yang bernama Raden Burereh (Abu Hurairah) berangkat ke Jawa bersama ayahnya.

Ia menetap di Tuban. Setelah tinggal di Tuban beberapa lama, ia berangkat ke Majapahit menemui bibinya, Dewi Sasmitraputri.

Setelah beberapa lama menetap di Majapahit, ia ingin kembali ke Champa. Namun tidak diperbolehkan oleh Prabu Brawijaya, sebab di Champa terjadi peperangan dan Champa juga hancur karena diperangi oleh Raja Koci asal Vietnam.

Halaman:

Editor: Muhammad Aswar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah