Sintren Kesenian Tari Tradisional Masyarakat Jawa dari Pemalang

- 27 Februari 2022, 20:47 WIB
Sintren Kesenian Tradisional Dari Pemalang
Sintren Kesenian Tradisional Dari Pemalang /Orang Pemalang

Setelah itu, dilanjutkan dengan Dupan, yaitu tahapan dimana pawang meminta doa untuk keselamatan. Tahap terakhir adalah Sintren yaitu, tahap dimana pawang membawa calon penari bersama empat dayang lainnya.

Tahapan untuk menjadi Sintren ini, pertama Pawang memegang kedua tangan calon penari, lalu diletakkan diatas asap kemenyan, lalu calon penari diikat dengan tali di seluruh tubuh.

Setelah itu, calon penari dimasukan ke dalam sangkar (kurungan) ayam bersama dengan busana sintren dan perlengkapan make up. Selanjutnya, setelah ada tanda (kurungan bergoyang), kurungan dibuka, sintren sudah lepas dari ikatan tali dan siap menari.

Di dalam kesenian Sintren ini ada suatu istilah yaitu Balangan, yaitu situasi saat penari Sintren sedang menari, lalu penonton ada yang melempari sesuatu ke arah sintren. Setiap terkena lemparan, penari sintren akan jatuh pingsan.

Baca Juga: Nilai Budaya dan Filosofi Tarian Kebo Ijo Pemalang

Selain itu, ada juga istilah Temohan yaitu dimana penari sintren dengan tampah atau nampan mendekati penonton untuk meminta tanda terima kasih berupa uang.

Untuk busana penari, busana yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu, busana saat sebelum melakukan pertunjukan yaitu pakaian sehari – hari dan busana saat menari, yaitu baju golek, sampur, kain, kacamata, dll.

Alat musik yang digunakan dalam kesenian Sintren ini adalah bumbung besar. Namun, karena adanya perkembangan zaman, alat music menjadi lebih modern. Pengiring sudah banyak yang memakai gamelan, bahkan organ tunggal.

Waktu yang tepat untuk menampilkan Pertunjukan Sintren adalah pada saat malam hari di bulan purnama atau pun di malam jumat kliwon.

Baca Juga: Pertunjukan Seni Jaran Kepang Khas Pemalang

Halaman:

Editor: Chamdani Lukman Bachtiar

Sumber: Orang Pemalang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah