Rusia Mulai Tarik Pasukannya, Kazakhstan Ucapkan Terima Kasih

- 14 Januari 2022, 10:42 WIB
Rusia kembali tarik mundur pasukannya dari Kazakhstan, setelah dikerahkan selama seminggu di negara tersebut.
Rusia kembali tarik mundur pasukannya dari Kazakhstan, setelah dikerahkan selama seminggu di negara tersebut. /Antaranews/

MEDIA PEMALANG- Rusia kembali tarik mundur pasukannya dari Kazakhstan, setelah dikerahkan selama seminggu di negara tersebut.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev pekan lalu meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) setelah protes damai, yang awalnya dipicu oleh kenaikan tajam harga bahan bakar mobil, dan menimbulkan kekerasan di banyak kota besar.

“Berkat kedatangan Anda, militer Kazakhstan dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas mereka untuk segera menemukan dan menahan para bandit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Kazakhstan Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO, dalam upacara keberangkatan di Almaty pada Kamis sebagaimana yang dikutip dari Antaranews.

Baca Juga: Pfizer Temukan Pil COVID-19, Negara di Dunia Berlomba-lomba Antri dapatkan Obat Covid Paxlovid

Pihak berwenang Kazakhstan mengumumkan penyelesaian dari apa yang mereka sebut "operasi antiteroris" di sebagian besar negara itu pada Rabu (12/1), meskipun mereka belum menyatakan kota terbesar, Almaty, sepenuhnya aman.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan keprihatinannya atas pengerahan pasukan Rusia, dimana pernyataan tersebut memicu kemarahan Kremlin, kantor presiden Rusia. 

Tidak jelas berapa banyak dari sekitar 2.500 pasukan yang dikirim oleh CSTO itu yang segera meninggalkan Kazakhstan.

Aliansi tersebut mengatakan bahwa kontingen penjaga perdamaian akan membutuhkan waktu 10 hari untuk mundur sepenuhnya.

Pasukan CSTO pertama kali dikerahkan ke gedung-gedung pemerintah di Ibu Kota Nur-Sultan, yang jauh dari pusat kerusuhan. Mereka kemudian menjaga beberapa objek infrastruktur utama di Almaty, seperti pembangkit listrik besar.

Baca Juga: Pesawat Tempur Taiwan F-16V Jatuh dalam Misi Latihan

Pihak berwenang telah menahan hampir 10.000 orang atas kerusuhan. Selama kekacauan itu, beberapa pengunjuk rasa menyerang pasukan keamanan, merebut dan membakar gedung-gedung pemerintah, dan menjarah toko-toko.

Pihak berwenang mengatakan beberapa penyerang adalah orang asing yang dilatih oleh kelompok militan Islam.

Tokayev tidak memerinci siapa orang asing yang dimaksud. Sementara itu, sang presiden telah memecat beberapa pejabat keamanan seniornya, yang kemudian didakwa melakukan pengkhianatan.

Sebagian masyarakat Kazakhstan setuju dengan komentar Blinken bahwa Kazakhstan mungkin akan kesulitan menyingkirkan pasukan Rusia setelah membiarkan mereka masuk.

Namun, Tokayev mengatakan tidak ada pasukan asing yang akan tetap berada di negara itu setelah 23 Januari 2022.***

Editor: Argani Palupi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah