MEDIAPEMALANG.COM - Pinki Sonkar, gadis kelahiran Desa Rampur Dhabahi, Distrik Mirzapur, Uttar Pradesh, India, kini hanya memiliki satu harta berharga, yaitu piala Oscar emas yang dia peroleh pada tahun 2009.
Namanya melambung setelah menjadi tokoh utama dalam "Smile Pinki", film dokumenter yang mengisahkan perjalanan hidupnya dan seorang anak lainnya dengan bibir sumbing di pedesaan India. Film tersebut meraih penghargaan Oscar untuk kategori dokumenter terbaik pada tahun 2009.
Meskipun kini harus berjuang dalam kemiskinan yang ekstrem, Pinki, yang sekarang berusia 21 tahun, merasa bahwa kisah hidupnya sebagai penerima Oscar telah berakhir. Baginya, hidupnya penuh dengan janji-janji yang tidak terpenuhi, kesulitan, dan cobaan, meskipun pernah merasakan ketenaran yang singkat.
Pada Minggu lalu, saat Oscar diumumkan, Pinki kembali mengingat momen kejayaannya. Baginya, itu adalah saat-saat terbaik dalam hidupnya, mirip dengan dongeng yang menjadi kenyataan.
Namun, kembali ke realitas kehidupannya yang keras, diisi dengan rasa sakit, trauma, dan kemiskinan.
Meskipun tidak lagi terlibat dalam dunia Oscar, Pinki tetap menonton acara tersebut setiap tahun untuk mengenang momen bahagianya. Namun, dia sadar bahwa dongeng itu berakhir, dan dia harus kembali ke kehidupan nyata yang penuh dengan tantangan.
Sekarang, setelah 15 tahun berlalu, Pinki, yang sekarang duduk di Kelas 12, menghabiskan sebagian besar waktunya bekerja di ladang setelah pulang sekolah.
Dilahirkan dengan bibir sumbing, Pinki dulunya dianggap sebagai anak yang terbuang. Namun, berkat bantuan dari LSM Smile Train India, Pinki menjalani operasi bibir sumbing secara gratis.
Namun, harapan dan janji-janji dari pejabat dan politisi setempat tidak pernah terwujud. Setelah pulang dengan piala Oscar, Pinki melihat banyak orang yang mengantre di luar rumahnya, namun janji-janji besar tersebut tidak pernah terlaksana.