Habib Husein Baagil: Runtuhnya Pemerintahan, Runtuhnya Majlis Taklim dan Pondok Pesantren

1 Maret 2022, 18:04 WIB
/

MEDIA PEMALANG - Sebagai buntut dari kontroversi beberapa waktu lalu tentang Pak Dudung yang mengatakan bahwa “Allah bukan orang Arab”, Podcast Deddy Corbuzier mengundang Habib Husein Baagil pada Selasa, 1 Maret 2022

Habib Husein bin Hasyim bin Thoha Baagil, yang lebih akrab dipanggil Habib Husein Baagil, mulai viral setelah dalam salah satu ceramahnya memprediksi kemunculan wabah sebelum Covid-19 menjadi pandemi global.

Beliau juga kerap terlihat dalam berita-berita setelah viralnya podcast Deddy Corbuzier dengan Pak Dudung yang sempat menimbulkan keributan. Pasalnya, beliau terkenal dekat dengan Tentara Angkatan Darat, terutama Pak Dudung.

Baca Juga: Keluarga Habib Abdullah Bilfaqih: 3 Generasi Wali Qutub

Habib Husein banyak membantah tuduhan-tuduhan yang dilayangkan kepada Pak Dudung. Menurutnya, kita tidak bisa serta merta menyalahkan Pak Dudung, sebab banyak pula yang benar dari ucapannya.

Menurutnya, jangan sampai kita dibuat saling bertengkar dengan hal-hal kecil seperti ini. Sebab kita tidak tahu jangan-jangan ini semua termasuk intervensi asing untuk meruntuhkan Indonesia, bahkan lewat isu-isu agama yang sensitif.

 “Indonesia ini berulang kali ingin diruntuhkan. Mulai zamannya Pak Soeharto, zamannya Habibie, zamannya Megawati, zamannya Gus Dur. Berulang kali Indonesia ingin diruntuhkan dengan segala cara.”

Orang-orang yang hendak meruntuhkan Indonesia tak pernah surut. Bahkan hingga pemerintahan sekarang ini. “Runtuhnya (pemerintahan) Pak Jokowi, runtuhnya majlis taklim. Runtuhnya (pemerintahan) Pak Jokowi, runtuhnya pondok pesantren.”

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Makin Mencekam, Baca Doa Ini untuk Keselamatan Umat Manusia

Padahal sejatinya tak ada yang perlu dikhawatirkan dari pemerintahan sekarang. Tak ada kriminalisasi ulama, tak ada intervensi yang merugikan agama. Justru sebaliknya.

 “Orang pakai jilbab tambah banyak, tentara pakai jilbab tambah banyak, majilis taklim berkembang di mana-mana, pondok pesantren di mana-mana.”

Habib Husein Baagil menceritakan, pondok pesantren yang dibangun keluarganya di Batu, Malang (Anwarut Tauhid), sampai sekarang tidak memiliki IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Tapi tak ada yang protes.

“Mana yang katanya rezim ini mengkriminalisasi ulama, mana? Apanya yang dikriminalisasi? Pondok di mana-mana, masjid di mana-mana, enggak ada IMB, mana ada kesulitan berdakwah ini?”

Jangan pernah mau dihasut, sebagaimana Timur Tengah yang luluh lantak sekarang. Mereka dihasut dengan agama, sehingga menggulingkan pemerintah.

Habib Husein Baagil menceritakan tentang Ali Abdul Sholeh, sang presiden republik Yaman yang korup, karena itu menyengsarakan rakyatnya. Namun setelah presidennya digulingkan, Yaman justru semakin sengsara.

Baca Juga: Betapa Kita Merindukan Sosok Pemimpin Seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq

Begitu presidennya digulingkan, mereka baru sadar bahwa meskipun korup, ternyata mereka masih bisa menjalankan agama dengan baik di bawah kepemimpinan Ali Abdul Sholeh.

Hal ini sesuai dalam teori Al-Mawardi dalam kitab Ahkam Al-Sulthaniyah, bahwa lebih baik dipimpin oleh seorang pemimpin, yang meskipun korup dan tidak baik, dibandingkan negara yang tak memiliki pemimpin sama sekali.

"Seenggak enaknya kita, masih tidak diatur dengan senjata. Dan anak-anak kita masih tinggal di rumah, nggak di camp penampungan."***

 

 

Editor: Gani P.

Tags

Terkini

Terpopuler