Haid Lebih dari 2 Minggu Menurut Islam Boleh Shalat dan Puasa?

6 Mei 2022, 18:35 WIB
Wanita yang haid lebih dari 2 minggu boleh shalat dan puasa dengan beberapa ketentuan. Simak selengkapnya di sini /

MEDIA PEMALANG - Bagi perempuan yang punya siklus haid tidak teratur, bahkan terkadang tersumbat (mampet) beberapa lama, selalu was-was, setelah haid lebih dari 2 minggu menurut Islam, kapan boleh shalat dan puasa?

Bagi perempuan yang punya siklus haid teratur (haid mu’tadah), sekali darahnya terhenti, maka darah yang keluar setelahnya sudah dianggap darah istihadhah sehingga boleh shalat dan puasa.

Haid teratur tidak dihitung dari tanggal yang teratur setiap bulan, tetapi jumlah hari haid yang teratur. Semisal setiap bulan haid hanya 7 hari, maka sekali haid melebihi 7 hari itu sudah termasuk darah istrihadhah.

Atau semisal darahnya telah berhenti sebelum siklus haid biasanya berhenti, itu pun sudah dianggap suci sehingga boleh shalat dan puasa.

Baca Juga: Flek Coklat setelah Haid Tidak Boleh Puasa dalam Kondisi Ini, Wajib Tahu Cara Hitung Masa Haid menurut Islam

Namun bagi perempuan dengan siklus haid tidak teratur (haid ghoiru mu’tadah), para ulama fiqih memberikan batas maksimal hitungan masa haid.

Jika telah lewat dari hitungan maksimal masa haid, walaupun masih keluar darah,  darah tersebut tidak lagi dihitung sebagai darah haid, tetapi darah penyakit (darah istihadhah).

Darah istihadhah tidak menghalangi perempuan untuk shalat dan puasa. Sehingga setelah lewat dari batas maksimal masa haid, boleh shalat dan puasa.

 

Batas Maksimal Masa Haid

Berapa hari batas maksimal masa haid? Dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah (Juz 18, halaman 304), batas maksimal masa haid menurut Mazhab Syafi’i adalah 15 hari.

Haid lebih dari 2 minggu menurut Islam, jika menggunakan batas maksimal Mazhab Syafi’i sepakat boleh shalat dan puasa setelah lebih dari 15 hari.

Lebih lanjut, ulama Mazhab Syafi’i memberikan ketentuan, apabila telah melewati 3 ketentuan berikut (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz 18, halaman 305):

أَنْ لاَ يُجَاوِزَ ذَلِكَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا، وَلَمْ تَنْقُصِ الدِّمَاءُ مِنْ أَقَل الْحَيْضِ، وَأَنْ يَكُونَ النَّقَاءُ مُحْتَوَشًا بَيْنَ دَمَيِ الْحَيْضِ

1. Lebih dari 15 hari

2. Darah haid pernah keluar selama 15 hari itu. Maksudnya perempuan telah haid jika keluar darah dalam waktu sehari semalam (24 jam). Jika seorang perempuan telah keluar darah selama 24 jam itu, maka dia sudah terhitung haid.

Selang 15 hari dari hari pertama haid, maka hari ke-16 sudah terhitung tidak haid lagi meskipun tetap keluar darah.

3. Darah yang keluar dianggap tetap darah haid meskipun terputus-putus, namun tetap berada dalam 15 hari itu.

Misalnya seorang perempuan keluar darah pada hari 1-4. Lalu hari 5-7 berhenti. Hari 8-12 darah keluar lagi, darah itu tetap dihitung sebagai darah haid.

Kecuali setelah lebih dari 15 hari dan darah masih keluar, darah itu sudah dihitung sebagai darah istihadhah.  

Baca Juga: Air Madzi Apakah Najis? Ini Hukum dan Cara Mensucikannya

 

Tata Cara Shalat setelah Haid lebih dari 2 Minggu menurut Islam

Haid lebih dari 2 minggu menurut Islam boleh shalat dan puasa, namun darah yang keluar hukumnya najis.

Untuk melaksanakan shalat, harus memastikan darah tersebut tidak membuat najis pakaian, tempat shalat, maupun tubuhnya.

Perlu dipahami, meskipun darah keluar di tengah shalat, tidak membatalkan shalat asal tidak mengenai pakaian, tempat dan tubuh. Sebab darah tersebut tidak bisa ditahan.

Untuk mencegah darah tersebut mengenai pakaian, tempat dan tubuh, beberapa tata cara ini perlu dilakukan ketika shalat. Hal ini sesuai dengan tata cara yang diajarkan Imam Nawawi dalam kitab Minhajut Thalibin (Juz 1, halaman 19):

1. Membersihkan darah setiap hendak melakukan shalat

2. Menyumbat tempat keluarnya darah dengan kain atau kapas

3. Wudhu setiap hendak melakukan shalat

4. Tidak perlu mandi wajib

Baca Juga: 16 Kewajiban Seorang Istri Menurut Pandangan Islam, Bukan Memasak, Mencuci, dan Bersih-Bersih

Demikianlah ketentuan bagi wanita yang masih keluar darah haid lebih dari 2 minggu menurut Islam. Intinya sudah boleh shalat dan puasa, namun harus memperhatikan bahwa darah yang keluar adalah najis.***

Editor: Muhammad Aswar

Tags

Terkini

Terpopuler