Syubhat adalah makanan yang belum bisa dipastikan kehalalan bahkan keharamannya. Ibnu Al-Mundzir membagi perkara syubhat ke dalam tiga tingkatan:
Pertama, sesuatu yang asalnya haram lalu diragukan kehalalannya. Seperti ketika ada dua ekor ayam disembelih namun salah satunya disembelih oleh orang kafir. Maka seseorang tidak boleh terlebih dahulu menentukan mana di antara keduanya yang haram sebelum benar-benar yakin.
Kedua, sesuatu yang asalnya halal kemudian diragukan keharamannya. Ketiga, perkara yang kadar halal dan haramnya sama dan banyak orang yang tidak menyadarinya.
Dalam hal ini, sikap yang lebih utama adalah meninggalkannya sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW ketika menemukan kurma jatuh, beliau tidak langsung memakannya.
Dalam hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim, “Ketika aku hendak kembali ke keluargaku, aku menemukan sebuah kurma yang jatuh di atas tempat tidurku. Kemudian aku mengambilnya untuk bermaksud memakannya, tapi aku takut jika kurma itu sedekah. Lantas aku pun membiarkannya.”
Sikap kehatian-hatian yang diajarkan Rasulullah SAW di atas patut kita tiru. Berkahnya, urusan agama dan kehormatan kita akan terselamatkan.***