MEDIA PEMALANG - Hacker Korea Utara diduga menjadi pelaku terhadap pencurian uang Kripto senilai 100 juta dolar AS.
Berdasarkan hasil investigasi ditemukan bahwa peretasan dilakukan di Korea Utara, dilihat dari riwayat transaksi.
"Pada tahap awal, ini terlihat seperti peretasan dari Korea Utara, dilihat dari perilaku transaksi," ujar mantan analis FBI, Nick Carlson, dikutip dari Reuters, Kamis (30/6).
Aset kripto senilai 100 juta dolar dicuri dari perusahaan AS, Horizon Bridge, pada Kamis (23/6) lalu. Horizon Bridge merupakan penyedia layanan blockchain Harmony, yang mengizinkan transfer aset kripto ke blockchain lain.
Baca Juga: Bank Sentral Rusia Terbitkan Laporan Pelarangan Transaksi Kripto
Baca Juga: 6 Aplikasi buat Mengubah Suara Terbaik Saat Ini, Jahili Teman dengan Suara ala Hacker di Film
Pakar siber lain juga menemukan hal serupa, di mana mereka menemukan pola yang sama dengan kasus sebelumnya yang juga dilakukan oleh hacker Korea Utara.
Firma keamann siber, Chainalysis, yang juga menyelidiki kasus ini menemukan pembayaran secara terstruktur yang dikirim kepada sebuah 'mixer' untuk menyamarkan asal dana.
Elliptic, firma lainnya juga menemukan fakta tentang pola pencurian yang pernah dilakukan oleh Lazarus, hacker dari Korea Utara.
"Pencuri mencoba memecah jejak transaksi kembali ke pencurian awal. Cara ini mempermudah pencarian dana di sebuah bursa," bunyi laporan dalam analisis pencurian tersebut, seperti dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Cardano Jadi Koin Kripto dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar Kelima
Baca Juga: Viral! Kafe di Thailand ini Beri Pelayanan Konsultasi Tentang Investasi Kripto
Para pakar menyebut jika peretas Korea Utara adalah salah satu yang produktif. Hasil curian untuk mendukung program nuklir misil.
Ini adalah kali kedelapan terjadi serangan pencurian yang merugikan hingga 1 miliar dolar AS, di mana Korea Utara bertanggung jawab atas 60% kasus tersebut.
Meskipun telah berhasil mencuri, pakar menyebutkan bahwa pencairan akan sulit dilakukan, mengingat nilai mata uang kripto yang tengah terpuruk belakangan ini.***