Media Pemalang - Sekitar 200.000 guru dari seluruh penjuru Korea Selatan berkumpul di Seoul. Mereka bukan hanya berkumpul untuk berkabung atas kematian rekan mereka, tetapi juga untuk menyuarakan perlindungan yang lebih baik terhadap hak-hak mereka.
Dalam seruan mereka untuk hak-hak guru yang lebih kuat, ini adalah demonstrasi besar-besaran yang mencerminkan tekad guru-guru Korea Selatan untuk meraih perubahan dalam sistem pendidikan mereka.
Tekanan yang Mendorong Perjuangan Guru
Guru-guru Korea Selatan telah merasa semakin tertekan dalam beberapa tahun terakhir. Peristiwa yang memicu gerakan ini adalah kejadian bunuh diri seorang guru sekolah dasar berusia 20-an di Seoul pada bulan Juli.
Kemudian, dua guru lainnya, satu di Provinsi Gyeonggi, dan satu lagi di Provinsi Jeolla Utara, juga mengakhiri hidup mereka. Para guru percaya bahwa rekan-rekan mereka yang telah meninggal mengalami stres berlebihan karena tekanan dari orangtua siswa.
Baca Juga: Pemimpin Tentara Bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Selain itu, mereka menuntut perubahan pada pasal yang ambigu dalam Undang-Undang Kesejahteraan Anak yang dapat meminta pertanggungjawaban guru atas tindakan disipliner yang mereka anggap perlu.
Perlindungan Hak Guru