Donald Trump Tolak Larangan TikTok di Amerika Serikat: Untungkan Bisnis Facebook dan Mark Zuckerberg

- 12 Maret 2024, 21:16 WIB
Kampanye Donald Trump jika Terpilih Menjadi Presiden AS akan Mendukung Cryptocurrency Bitcoin
Kampanye Donald Trump jika Terpilih Menjadi Presiden AS akan Mendukung Cryptocurrency Bitcoin /BBC/

MEDIAPEMALANG.COM - TikTok, platform video yang sangat populer yang dimiliki oleh perusahaan internet Cina, ByteDance, ternyata menemukan seorang pendukung tak terduga dalam sosok Donald Trump.

Mantan presiden Amerika Serikat ini menyatakan bahwa penentangannya terhadap larangan TikTok bukanlah karena alasan konstitusi, tetapi lebih karena kekhawatirannya bahwa tindakan semacam itu akan memberikan keuntungan kepada Facebook dan CEO-nya, Mark Zuckerberg. Dalam sebuah unggahan pada Kamis malam di Truth Social, platform media sosial yang terkait dengannya, Trump menyebut CEO Meta sebagai "Zuckerschmuck", sebuah istilah dalam bahasa Yiddish yang vulgar.

Trump menulis, "Jika TikTok dihilangkan, Facebook dan Zuckerschmuck akan melihat pertumbuhan bisnis mereka melonjak."

Dia menambahkan, "Saya tidak ingin Facebook, yang terlibat dalam kecurangan selama Pemilu terakhir, menjadi lebih kuat. Mereka adalah musuh sejati rakyat!"

Baca Juga: Terungkap! Alasan Mengapa TikTok Ketakutan dan Memohon Bantuan TikTokers, Tenyata Ini....

Sebagai presiden, Trump sebelumnya berupaya memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual sahamnya di platform tersebut atas alasan keamanan nasional terkait hubungannya dengan Tiongkok, namun upaya itu ditolak oleh pengadilan federal.

Pada minggu ini, sebuah usulan undang-undang yang akan memaksa ByteDance untuk melepaskan kepemilikannya di TikTok dalam waktu 165 hari atau menghadapi larangan di AS berhasil melewati komite DPR dengan dukungan yang luas.

Trump membagikan pandangannya tentang TikTok dan Facebook dalam masa kritiknya terhadap Presiden Joe Biden, yang memberikan pidato kenegaraan pada hari Kamis. Biden dan Trump diperkirakan akan bersaing lagi dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.

Namun, klaim Trump bahwa Facebook "curang" dalam pemilihan presiden AS tahun 2020 masih belum jelas.

Halaman:

Editor: Dwi Andri Yatmo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x