Sate Loso : Sate 'Khas' Pemalang yang Sudah Ada Sejak Tahun 1940. Wajib Coba ketika Singgah di Pemalang!!

1 Januari 2022, 07:25 WIB
Sate Loso : Sate 'Khas' Pemalang yang Sudah Ada Sejak Tahun 1940. Wajib Coba ketika Singgah di Pemalang!! /@primagung

MediaPemalang.com - Sate loso merupakan sajian sate daging kerbau atau sapi yang dibacem terlebih dahulu sebelum dibakar. 

Biasa dihidangkan dengan sambal kacang berwarna merah, menciptakan citarasa manis yang khas di lidah.

Sajian ini termasuk salah satu yang cukup berumur di Pemalang. Menurut penuturan salah satu penjual, keberadaan sate Loso di Pemalang sudah ada sejak 1940. Nama sajian ini diambil dari nama sang pelopor, Pak Loso, seorang penjual sate dari Semarang.

Awalnya, para penjual membuat sate loso menggunakan daging kerbau, hampir sama dengan nasi grombyang. Seiring dengan perkembangannya, daging kerbau makin sulit dicari, akhirnya
mereka menggantinya dengan daging sapi.

Baca Juga: Nasi Grambyong, Kuliner 'Wajib Coba' ketika Berkunjung di Kota Pemalang

Berbeda dengan jenis sate lainnya, sate loso memiliki cita rasa yang khas. Saat dihidangkan, daging sate terasa empuk karena melalui proses bacem terlebih dahulu sebelum dibakar.

Bumbu sate yang dihidangkan juga mempunyai ciri khas berwarna kemerahan, tidak seperti bumbu kacang pada umumnya. Banyak pembeli mengira bumbu ini akan menciptakan rasa pedas, namun saat dimakan justru rasa manislah yang akan dominan di dalam mulut.

Sate ini umumnya dihidangkan dalam keadaan panas, dilengkapi dengan sepiring nasi putih dan soto berisi daging urat sapi, tulang muda dan taoge. Soto ini biasa disebut soto loso. Rasa soto loso sedikit pedas, manis, asam, dan gurih.

Baca Juga: Destinasi Wisata Taman Langit Bukit Tangkebang Pemalang, Dari Berswafoto Hingga Skybike

Pembeli dapat memilih sate atau isian soto sesuai dengan keinginan, misalnya daging saja atau dengan jeroannya. Satu tusuk sate dijual seharga empat ribu rupiah.

Adapun soto dibanderol Rp11.000 per mangkuk. Harganya memang cukup mahal. Hal ini dapat dimaklumi karena daging yang dipakai adalah daging has dalam (tenderloin) yang terkenal empuk.

Hanya ada empat warung yang menjajakan sajian ini. Anda dapat menuju warung "Pak No" di Jalan Ahmad Yani, warung sate "Pak Mui" di kawasan Cokrah atau dua warung lainnya, warung "Pak No Putri" dan "Pah In" di kawasan Pelutan.

Kalau pesan, coba campurkan kuah soto dengan bumbu satenya, ya!***

Editor: Dwi Andri Yatmo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler