Aksi Solidaritas 200 Ribu Guru Korea Selatan Berjuang Menuntut Keadilan

3 September 2023, 20:22 WIB
Aksi Solidaritas 200 Ribu Guru Korea Selatan Berjuang Menuntut Keadilan /

Media Pemalang - Sekitar 200.000 guru dari seluruh penjuru Korea Selatan berkumpul di Seoul. Mereka bukan hanya berkumpul untuk berkabung atas kematian rekan mereka, tetapi juga untuk menyuarakan perlindungan yang lebih baik terhadap hak-hak mereka.

Dalam seruan mereka untuk hak-hak guru yang lebih kuat, ini adalah demonstrasi besar-besaran yang mencerminkan tekad guru-guru Korea Selatan untuk meraih perubahan dalam sistem pendidikan mereka.

Tekanan yang Mendorong Perjuangan Guru

Guru-guru Korea Selatan telah merasa semakin tertekan dalam beberapa tahun terakhir. Peristiwa yang memicu gerakan ini adalah kejadian bunuh diri seorang guru sekolah dasar berusia 20-an di Seoul pada bulan Juli.

Kemudian, dua guru lainnya, satu di Provinsi Gyeonggi, dan satu lagi di Provinsi Jeolla Utara, juga mengakhiri hidup mereka. Para guru percaya bahwa rekan-rekan mereka yang telah meninggal mengalami stres berlebihan karena tekanan dari orangtua siswa.

Baca Juga: Pemimpin Tentara Bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Selain itu, mereka menuntut perubahan pada pasal yang ambigu dalam Undang-Undang Kesejahteraan Anak yang dapat meminta pertanggungjawaban guru atas tindakan disipliner yang mereka anggap perlu.

Perlindungan Hak Guru

Pada akhir Juli, pemerintah dan People Power Party (PPP) sepakat untuk melakukan sejumlah revisi hukum yang bertujuan melindungi hak-hak guru dan meningkatkan otoritas mereka di dalam kelas.

Seruan untuk Keadilan

Sejak seorang guru muda secara tragis mengakhiri hidupnya akibat perundungan dan kekerasan terhadapnya, guru-guru Korea Selatan berkumpul untuk mengenangnya dan menuntut perubahan.

Hari ini dipilih untuk menghormati kenangan guru tersebut dan untuk mendesak perubahan. Cerita tragisnya menerangi perjuangan sehari-hari yang dihadapi guru-guru di Korea Selatan, seperti yang tercermin dalam laporan-laporan dari Seoul selama tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Dibalik Penghancuran Bangunan Massal di Distrik Nuh: Benturan Antar Kelompok di India

Tindakan yang Menginspirasi

Meskipun mereka menghadapi ancaman pemecatan dari Kementerian Pendidikan, guru-guru telah menetapkan hari ini sebagai hari mogok kerja pada Pendidikan Publik, dengan langsung menentang pembatasan pemerintah.

Dengan memilih hari ini, guru-guru menyoroti kebutuhan mendesak akan perubahan dan menantang pemerintah untuk mengakui dan mengatasi masalah sistemik yang merongrong pendidikan berkualitas di negara ini.

Keterbatasan Kebebasan

Bagi guru-guru Korea, hak untuk berserikat dan kebebasan politik masih merupakan impian yang belum terwujud. Kontrol kuat pemerintah terhadap serikat pekerja dan ekspresi politik membuat suara mereka terdiam, membuat mereka rentan terhadap tekanan eksternal.

Hal ini juga menghambat kapasitas mereka untuk melawan privatisasi dan komersialisasi yang semakin berkembang di sektor pendidikan. Pada akhirnya, hambatan-hambatan ini tidak hanya merugikan guru, tetapi juga kualitas pendidikan bagi para siswa. ***

 

Editor: Soni Susilo

Tags

Terkini

Terpopuler