"Dia adalah seseorang yang berusaha menyesuaikan diri secara sosial dan profesional. Dia bukanlah seorang anak yang terlibat dalam narkoba atau melakukan kejahatan remaja," kata Puech kepada Le Parisien.
Puech memuji sikap teladan Nahel, yang sangat berbeda dengan gambaran negatif yang tersebar di media sosial.
Dia mengenal Nahel saat tinggal bersama ibunya di Vieux-Pont, sebuah pinggiran kota Nanterre, sebelum mereka pindah ke perkebunan Pablo Picasso.
Baca Juga: Tanggal 20 Januari 2023 Memperingati Hari Apa? Peringatan Pencinta Keju Dunia
Tulisan yang terbentang di jalan lingkar Paris, di luar Stadion Parc des Princes, berbunyi, "Semoga Allah memberinya rahmat."
"Kekerasan dari polisi terjadi setiap hari, terutama terhadap orang Arab atau berkulit hitam," kata seorang pemuda di kota Perancis lainnya, yang menuntut keadilan bagi Nahel.
Namun, pengacara keluarga, Yassine Bouzrou, mengatakan ini bukan tentang rasisme, tapi tentang keadilan.
"Kami memiliki sistem hukum dan peradilan yang melindungi petugas polisi dan menciptakan budaya impunitas di Perancis," ujar Bouzrou.
Baca Juga: Waduh! Para Siswa di India Mabuk dengan Minum Air Rebusan Kondom Rasa-Rasa
Nahel sudah lima kali diperiksa oleh polisi sejak 2021 karena penolakan untuk bekerja sama. Baru-baru ini, pada akhir pekan sebelum kejadian tragis ini, dia ditahan karena penolakan semacam itu dan akan diadili di pengadilan remaja pada bulan September.