Meskipun beberapa ulama Mazhab Syafi'i yang membolehkan puasa pada hari Tasyrik, tetapi puasa tersebut hanya berlaku pada puasa wajib seperti qadha puasa Ramadhan, kaffarat, dan nadzar.
Begitu juga hanya orang-orang yang melaksanakan haji tamattu' serta qiran yang boleh melaksanakan puasa di hari Tasyrik sebagai ganti denda karena melanggar aturan haji.
Selain itu, semua puasa dilarang pada hari Tasyrik. Termasuk puasa Ayyamul Bidh yang bertepatan dengan hari Tasyrik di bulan Dzulhijjah.
Hukum Mengganti Puasa Ayyamul Bidh di Hari Lain
Sejatinya permasalahan hukum puasa Ayyamul Bidh di hari Tasyrik telah diantisipasi sejak awal oleh Rasulullah.
Dalam sebuah sabda yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah, Rasulullah mengatakan bahwa jika tidak bisa melakukan puasa para tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan, maka boleh mengganti puasa Ayyamul Bidh di hari lain:
لا يبالي هل صامها من أول الشهر أو وسطه أو آخره